Menurutnya, masing-masing sektor luas areanya 15 meter persegi dengan kedalaman air 16,4 meter.
Pembagian sektor 1 oleh Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair).
Sektor 2 oleh Detasemen Jalamangkara (Denjaka) dan Pengintaian Amfibi (Taifib).
Sektor 3 oleh Basarnas Special Froup (BSG), Polisi, Bea Cukai, Bakamla, Possi, Indonesia Diver Rescue Team (IDRT) dan Potensi SAR lainnya.
Sedangkan sektor 4 oleh Kopaska (Komando Pasukan Katak).
Bagus menjelaskan, mereka itu melakukan penyelaman untuk mencari human body remains, material pesawat, dan memori Cockpit Voice Recorder (CVR) pada point-point yang telah diberi marking ROV.
Terkait pencarian memori CVR, tim penyelam masih melakukan pencarian secara manual atau konvensional.
Baca Juga: Kepingan Pelindung CVR Sriwijaya Air Ditemukan, Pencarian Diperpanjang 3 Hari
Dengan kondisi bawah laut yang banyak terdapat serpihan pesawat dan berlumpur dan arus bawah air, para penyelam cukup kesulitan dan membutuhkan waktu relatif lama.
"Ya, karena dua pinger atau underwater locator beacon (ULB) CVR tersebut sudah terlepas dan telah ditemukan bersamaan dengan penemuan Flight Data Recorder (FDR). Sementara temuan terakhir tim penyelam merupakan casing atau bungkus CVR," katanya.
Data itu sangat diperlukan oleh tim KNKT karena memori tersebut menyimpan semua percakapan terakhir pilot dan crew pesawat Sriwijaya SJ-182 untuk mengungkap jatuhnya pesawat naas tersebut.
“Operasi ini kami laksanakan 24 jam, siang dan malam hari,” ungkap Bagus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.