Lalu, kata dia, menangani pasien adalah urusan kemanusiaan. Idealnya, pasien bisa dirujuk ke daerah terdekat.
"Ini kan urusan kemanusiaan kalau di Depok nggak ada harusnya ke kabupaten atau kota lain. Itu lah kenapa yang ngisi rumah sakit di Bandung itu kan bukan warga Bandung, dari mana-mana, kita gak melarang, Depok juga sama. Jadi kalau di Depok ada kendala tidak serta merta tidak bisa di tempat lain," jelasnya.
Baca Juga: Ini Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber kepada Ridwan Kamil
Meninggal di Taksi Online
Sebelumnya, seorang warga domisili Depok dilaporkan meninggal di taksi online dalam keadaan menderita gejala seperti Covid-19, setelah ditolak banyak rumah sakit rujukan.
Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.
"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19," demikian tulis LaporCovid19 melalui keterangan pers bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Jumat (15/1/2021).
Meski mendapat laporan pada 3 Januari 2021, menurut salah satu sumber Kompas.com, insiden itu terjadi pada 20 Desember 2020.
Insiden itu menimpa seorang ayah yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan Covid-19 saat dirinya mengalami sesak napas dan sejumlah gejala lain yang mirip Covid-19.
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Ridwan Kamil: “Saya Nggak Berubah jadi Spiderman"
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.