Paulus mengatakan, namanya masih tertera dalam manifes pesawat. Ini karena saat batal berangkat, mereka tidak menginformasikan kepada pihak Sriwijaya Air. "Syukur dan puji Tuhan, ini sudah rencana Tuhan untuk itu semua," kata Paulus.
Dia meminta keluarganya di Kupang untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir karena dirinya baik-baik saja. "Tadi malam juga, semua keluarga di Kupang telepon saya. Cuma tidak masuk, gara-gara tidak ada jaringan karena di tengah laut," kata dia.
Baca Juga: Kelamaan Tunggu Hasil Test PCR, 1 Penumpang Batal Naik Sriwijaya Air SJ182
"Terutama untuk para keluarga agar kuat hadapi semua ini. Di balik semua ini ada rencana lebih indah yang sudah disiapkan Tuhan," kata Paulus.
Seperti diberitakan, Sriwijaya Air SJY 182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak. Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Baca Juga: Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Ibu Ini Kehilangan Anak dan Dua Cucunya
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya atau delay selama 30 menit akibat hujan deras.
"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (09/01/2021).
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun. Pesawat ini dibuat pada tahun 1994.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.