JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta tak kunjung melandai. Malahan tren corona Jakarta meningkat lagi.
Hal ini pun mendapat perhatian serius Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut menelepon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Baca Juga: Wacana "Rem Darurat" Jakarta, Pengusaha Khawatir PHK Akan Naik
Hal tersebut diakui Ariza, sapaan Ahmad Riza Patria. Menurutnya, Luhut menelepon dia dan Anies untuk membahas perkembangan Covid-19.
"Tadi pagi juga Pak Luhut telepon saya, telepon Pak Gubernur," ucap Ariza saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (29/12/2020) dikutip dari Kompas.com.
Ariza mengatakan, isi diskusi dalam telepon tersebut membahas pengetatan, disiplin dan penertiban terkait protokol Covid-19 yang ada di DKI Jakarta.
Dia juga mengatakan, diskusi melalui telepon diikuti Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya.
Hasilnya semua sepakat untuk meningkatkan disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.
"Sekali lagi pada kesempatan ini kami sampaikan di masa akhir tahun ini kita minta masyarakat untuk berada di rumah," ucap dia.
Pembahasan diskusi tersebut juga menyinggung bidang usaha pariwisata yang dilarang untuk menyelenggarakan acara perayaan tahun baru 2021.
"Tempat wisata kami minta ditutup tidak boleh ada merayakan kegiatan-kegiatan tahun baru ya" kata Ariza.
Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Gubernur DKI Anies Baswedan akan Kembali Berkantor
Kasus Corona Jakarta
Seperti diketahui kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Kasus aktif Covid-19 di Jakarta per tanggal 28 Desember mencapai 14.500 pasien dengan kasus harian rata-rata di atas 1.500 kasus.
Kasus Covid-19 di Jakarta secara keseluruhan tercatat sebanyak 177.604 kasus, dengan total kasus sembuh 159.878 pasien dan korban meninggal dunia mencapai 3.662 orang.
Ariza sebelumnya juga mengungkapkan adanya kemungkinkan penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Ibu Kota.
Dalam 10 hari terakhir, tercatat enam kali lonjakan kasus Covid-19 dengan rata-rata penambahan harian melebihi angka 1.800. Lonjakan tertinggi terjadi pada 25 Desember 2020 dengan penambahan 2.096 kasus baru.
Data teranyar menunjukkan terdapat 177.604 total kasus Covid-19 di Jakarta hingga 28 Desember.
Dari jumlah tersebut, 14.500 pasien saat ini masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, 156.878 orang dinyatakan sembuh dan 3.226 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Pemerintah Larang WNA Masuk Indonesia, WNI di Luar Negeri Boleh Pulang dengan Syarat
Diprediksi Tembus 240.000 Awal Februari
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Syahrizal Syarif memprediksi kasus kumulatif di DKI Jakarta bisa menembus angka 240.000 pada awal Februari 2021 jika tidak ada perubahan yang berarti dalam menekan laju penularan.
Ia menilai, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus mulai memberlakukan PSBB secara lebih ketat untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Idealnya, Pemprov DKI sebaiknya melakukan lockdown atau karantina wilayah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Lebih lanjut Syahrizal mengingatkan, fasilitas pelayanan kesehatan DKI Jakarta bisa kewalahan jika kasus Covid-19 di Ibu Kota benar-benar menembus angka 240.000.
Jika ada 10 persen kasus aktif, maka artinya ada 24.000 orang yang harus menjalani perawatan atau isolasi.
"Pelayanan kesehatannya akan jadi sangat berat," kata Syahrizal saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/12/2020).
Baca Juga: Antisipasi Varian Baru Corona, Indonesia Tutup Kedatangan WNA Mulai 1 Januari 2021
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.