Sementara itu Habib Lutfi bin Ali bin Yahya menilai bentuk kebhinekaan sangat terlihat jelas pada acara silaturahmi ini. Tanpa melihat sudut perbedaan agama, seluruh elemen bangsa bisa duduk bersama dalam bingkai kebersamaan.
Senada dengan Habib Lutfi, Marsudi Syuhud juga menyampaikan, berdirinya negara ini karena adanya penghormatan terhadap akad-akad kebangsaan.
Baca Juga: Ganjar Pranowo dan Kyai di Jawa Tengah Sepakat Lawan Paham Intoleran dan Radikalisme
“Akad-akad yang telah disepakati harus dijunjung tinggi, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya dan manfaatnya bernegara. Bersyukur dengan cara ilmu wathoniyah, menghargai dan menghormati lembaga negara, maka kita hormati lembaga hukum. Urusan ekonomi sudah ada lembaga yang mengurusi ekonomi, bidang keamanan kita serahkan kepada lembaga yang mengurusi keamanan itulah intinya kita berbangsa ilmu-ilmu wathoniyah”, ujar Marsudi.
Ikrar Kebangsaan
Selain silaturahmi dalam acara ini juga dibacakan ikrar kebangsaan. Ikar kebangsaan ini dibacakan formopimda Mayjen Dudung, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Hendro Pandowo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza dan perwakilan tokoh lintas agama.
Berikut isinya Ikrar Kebangsaan.
Kami segenap unsur pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, dan tokoh masyarakat se-Jabodetabek, berikrar:
1. Senantiasa memegang teguh 4 (empat) pilar kebangsaan, yakni: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
2. Siap mengedepankan aspek toleran (tasamuh), berkeseimbangan (tawazum), dan tegak lurus (i'tidal), dalam perikehidupan kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara.
3. Tidak akan memberikan peluang sejengkal pun kepada kaum intoleran.
4. Siap mengedepankan aspek kejujuran, persaudaraan, persatuan dan kesatuan dalam berkhidmat kepada agama, nusa dan bangsa.
5. Tetap waspada dalam setiap langkah, perbuatan, tidak mudah terintervensi oleh berita hoax dan senantiasa loyal terhadap setiap langkah menuju kemaslahatan bersama.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.