Kedua pekerja tersebut mengalami reaksi dalam 10 menit setelah vaksinasi.
Menurut Prof Lim, reaksi ini tidak hanya terjadi pada suntikan virus corona.
"Semua obat berpotensi menyebabkan alergi, atau bahkan anafilaksis, yang merupakan bentuk yang lebih serius dengan hipersensitivitas, (dan) dapat segera terjadi," katanya selama webinar.
Misalnya, reaksi seperti itu diketahui terjadi ketika penisilin diberikan.
"Tapi kami tidak berhenti menggunakan penisilin. Kami hanya harus tahu bahwa itu bisa terjadi dan bersiap untuk itu, untuk mengelola pasien dengan aman. Jadi hal yang sama akan berlaku untuk vaksin (Covid-19)," katanya.
Baca Juga: Ketua Satgas: Belum Ada Vaksin Covid-19 yang Lulus Uji Klinis Fase 3
2) Wanita hamil dan anak-anak
Masih mengutip The Straits Times via Kontan, dalam menentukan apakah suatu vaksin aman untuk kelompok orang tertentu perlu dipandu oleh data dari studi vaksin.
Dan karena penelitian belum dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 dapat mempengaruhi kesuburan atau anak-anak, para ahli menyarankan wanita hamil dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun untuk menunggu lebih banyak data sebelum diinokulasi.
"Jadi, sampai datanya datang, kami mungkin akan mengatakan tunda sampai kami mendapatkan lebih banyak data, karena kami ingin melakukan ini dengan aman," jelas Prof Lim.
Namun, berdasarkan pengalaman masa lalu dengan vaksin - seperti Hepatitis A, Hepatitis B atau tetanus - Prof Lim mengatakan dia tidak berpikir vaksin ini akan menyebabkan masalah pada kesuburan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Semua Rakyat Divaksin Gratis, Tidak Ada Kaitan dengan Anggota BPJS
3) Orang dengan kekebalan tubuh terganggu
Prof Lim mencatat bahwa immunocompromised - orang yang memiliki sistem kekebalan lemah - adalah suatu kondisi yang jatuh pada suatu spektrum.
"Jadi misalnya, seseorang dengan leukemia, yang merupakan sejenis kanker darah, jelas akan mengalami gangguan kekebalan," katanya. Mereka yang telah menjalani transplantasi organ juga akan dianggap demikian.
Namun, masih banyak pertanyaan yang tersisa, katanya.
"Jika mereka dirawat karena leukemia, katakanlah, setahun yang lalu, apakah mereka masih mengalami gangguan kekebalan? Yah, itu mungkin spektrum saat Anda pulih dari kemoterapi," jelas Prof Lim seperti yang dilansir The Straits Times.
Baca Juga: Syarat Vaksinasi Covid-19, Epidemiolog: Landaikan Dulu Kurva Kasus Harian
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.