KOMPAS.TV - AIMAN bergegas untuk melihat lokasi kejadian dari dua versi. Pertama versi hasil penyelidikan tim Polda Metro Jaya.
Saya bersama tim AIMAN menelusuri jalan di seputar Kilometer 50 hingga 3 kilometer ke belakang, yakni 47 sampai 50. Dari sini tampak ada kamera CCTV di tiang - tiang jalan.
Tapi sayang saat kejadian Pihak Jasa Marga sang pengelola Jalan Tol ini mengungkapkan bahwa CCTV dalam keadaan mati pada saat kejadian. Baru sehari setelahnya selesai perbaikan.
Baca Juga: Rekonstruksi: Saat Menyalip, Satu Anggota FPI Keluarkan Senjata ke Arah Mobil Polisi
Insiden Maut Versi Polisi
Pada versi yang disampaikan pihak Polda Metro Jaya, terjadi insiden yang berujung pada penggunaan senjata api dan penembakan oleh sejumlah laskar khusus FPI.
Aksi ini kemudian dibalas oleh tim dari Jajaran Polda Metro Jaya dengan menembak Ban mobil hingga berhenti di tepi jalan Tol.
Setelah berhenti, perlawanan dengan senjata api masih dilakukan oleh pihak FPI dan akhirnya Tim dari Polda Metro Jaya menembak mati sejumlah Laskar FPI yang berjumlah 6 orang. Sementara 4 lainnya dikatakan berhasil melarikan diri.
Bahkan Kapolda Metro Jaya mengatakan ada 3 tembakan yang dimuntahkan dari pihak FPI berasal dari senjata api asli.
"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran di Markas Polda Metro Jaya, Senin (7/12/2020).
Kapolda Fadil menambahkan, bahwa pihak FPI yang melakukan penyerangan adalah Laskar Khusus Front Pembela Islam (FPI).
"Dari hasil penyelidikan awal, kelompok yang menyerang anggota ini diidentifikasi sebagai laskar khusus, yang selama ini menghalang-halangi proses penyidikan," Ujar Fadil.
Penembakan Versi FPI
Berbeda dari versi Polisi.
Insiden yang menewaskan 6 laskar FPI ini, terjadi tanpa ada perlawanan senjata api dan senjata tajam dari pihaknya. Justru mereka yang dipepet kemudian berhenti dan terjadilah insiden penembakan itu.
Sementara proses eksekusi lainnya ditengarai berada di luar tempat pertama. Kejadian ini terjadi di sekitar Rest Area alias tempat peristirahatan Tol di Kilometer 50.
"Bahwa fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu," sebut Sekretaris Umum FPI Munarman dalam konferensi persnya di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (7/12).
Sekretaris Umum FPI itu menyebut FPI tidak pernah membekali laskar dengan senjata api. Laskar menurutnya terbiasa berhadapan dengan tangan kosong, dan tidak menyerang terlebih dahulu, terhadap sekelompok orang yang tak diketahui saat itu.
"Jadi fitnah dan ini fitnah luar biasa pemutar balikan fakta dengan menyebutkan bahwa laskar yang lebih dahulu menyerang dan melakukan penembakan," tambahnya.
Baca Juga: Beda Versi Polisi dan FPI soal Bentrokan di Tol, Siapa yang Diserang Duluan?
Temuan AIMAN & Saksi Ekslusif
Memang tak mudah untuk melakukan penelusuran di sekitar Kilometer 50 ini. Pertama di sekitar jalan tol sebelum dan sesudahnya CCTV dikatakan mati.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.