Sehingga, terdapat aneka lintasan remah-remah debu dan pasir yang disemburkan komet ini di langit.
Sementara, bumi melintasi aneka lintasan tersebut dalam selang waktu antara tanggal 6 hingga 30 November.
Cara Menyaksikan Hujan Meteor Leonid
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan tidak semua lokasi di Bumi cocok untuk pengamatan hujan meteor.
Untuk tahun ini, wilayah Asia cocok jadi lokasi pengamatan karena puncak aktivitas hujan terjadi setelah tengah malam di wilayah tersebut.
Menurut Marufin, seluruh tempat di Indonesia bisa menyaksikan hujan meteor ini, dengan syarat langit cerah dan berada di tempat gelap seperti pinggir kota atau lebih baik pedesaan.
"Menyaksikan hujan meteor ini justru sebaiknya dengan menggunakan mata telanjang saja," kata dia.
Baca Juga: Malam ini hingga Dini Hari Nanti, Hujan Meteor Lyrids Menghiasi Langit
Bisa pakai perangkat fotografis, tetapi biasanya membutuhkan perangkat kamera sekelas DSLR dengan setting tertentu yang agak sulit.
Hujan meteor Leonid ini bisa coba diamati mulai dari tengah malam hingga fajar, dengan titik radian berada di belahan langit utara.
Berdasarkan keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), hujan meteor Leonid dapat disaksikan sejak pukul 00.30 WIB hingga terbit Matahari pukul 05.25 WIB.
Intensitas meteor adalah berkisar 11 meteor per jam di Pulau Rote dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi sekitar 52 derajat, hingga 14 meteor per jam di Pulau Weh yang ketinggian kulminasinya 69 derajat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.