JAKARTA, KOMPAS.TV – Aksi unjuk rasa untuk memprotes UU Cipta Kerja yang berlangsung Kamis (8/9/2020), memicu kekhawatiran akan meledaknya kasus corona baru di Indonesia. Pasalnya, para demonstran berkumpul dalam kerumunan besar dan terlihat mengabaikan protokol kesehatan.
Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengingatkan, saat ini, Indonesia masih dalam kondisi pandemi. Untuk itu, keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan angka penularan virus corona.
"Mari kita ingat bahwa kita masih dalam kondisi pandemi, ada kedaruratan kesehatan masyarakat. Untuk itu kami ingatkan kembali kepada masyarakat untuk bahu-membahu menurunkan angka kasus Covid-19," kata Wiku, dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (8/10/2020).
Baca Juga: Demonstrasi Tolak Omnibus Law di Malang Ricuh
Wiku mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Ketika berada di luar rumah, masyarakat hendaknya menghindari kerumunan.
Namun ia berharap tidak ada klaster yang timbul dari kerumunan massa aksi unjuk rasa ini.
"Sinergi seluruh elemen masyarakat adalah kunci utama penekanan kasus positif Covid-19 di daerah. Tanpa adanya sinergi ini maka kasus di daerah akan terus meningkat. Ingat, perang melawan Covid-19 adalah kerja bersama kita," kata Wiku.
Wiku juga mengingatkan, peningkatan kasus pernah kita alami setelah libur panjang beberapa waktu lalu.
"Jangan sampai hal ini terjadi lagi, karena jika ini terkena pada kelompok rentan dan usia lanjut, dampaknya bisa fatal. Kami ingatkan sekali lagi untuk betul-betul menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat," jelas Wiku dilansir dari Tribunnews.com.
Baca Juga: 141 Demonstran di Karawang Ditangkap Polisi, Ternyata 48 Orang Positif Narkoba
Ia meminta para peserta aksi unjuk rasa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam menyampaikan aspirasinya, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat terlindungi dari Covid-19.
Sedangkan Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi juga memberi tanggapan terkait aksi unjuk rasa ini.
Ia mengungkapkan, bukan tidak mungkin terjadi penularan Covid-19 di tengah kerumunan massa demonstrasi.
"Dalam hal ini, kami menjelaskan kekhawatiran dari sisi medis dan sains, yang mana demonstrasi berisiko lebih tinggi daripada aktivitas yang lain," kata Adib, dikutip dari Kompas.com, Jumat (9/10/2020).
"Kekhwatiran kami sebagai tenaga kesehatan, akan terjadi lonjakan masif (kasus Covid-19) yang akan terlihat dalam waktu satu hingga dua pekan mendatang," katanya.
Baca Juga: Pasca Demo, Pemprov DKI Tanggung Kerusakan Fasilitas Umum yang Diprediksi Menelan Biaya Rp 25 Miliar
Adib mengatakan, dalam kondisi saat ini saja, para tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan sudah kewalahan menangani jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah.
Sedangkan aksi demonstrasi yang berlangsung kemarin mempertemukan ribuan, bahkan puluhan ribu orang.
"Sebagian besar orang tidak hanya mengabaikan jarak fisik, tapi juga tak mengenakan masker," ungkap Adib.
"Berbagai seruan, nyanyian maupun teriakan dari peserta demonstrasi itu tentu mengeluarkan droplet dan aerosol yang berpotensi menularkan virus terutama virus corona," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.