Ketika itu, bahan-bahan dalam membuat odading adalah tepung terigu, dicampur dengan gula, telur kemudian diberi ragi.
Lebih lanjut, penamaan odading, kata Fadly muncul setelah terjadinya suatu peristiwa pada zaman Belanda dahulu.
Saat itu, terdapat salah satu penjual kue yang berasal dari Pribumi atau orang Sunda yang menjual kudapan.
"Lalu, ada seorang anak Belanda yang merengek-rengek pada ibunya untuk minta jajan. Akhirnya, penjual kudapan itu diberhentikan oleh ibunya," ucap Fadly.
"Ibunya langsung melihat kue yang dijajakan itu. Sang ibu kemudian berkata kepada anaknya sambil menunjuk ke kue yang dimaksud, 'O, dat ding?" lanjut dia.
Baca Juga: Viral Antrian Warga yang Mau "Jadi Iron Man" di Lapak Odading Mang Oleh
Adapun 'O, dat ding' adalah serapan dari tiga kosa kata bahasa Belanda yang berarti "O, benda itu?".
Setelah peristiwa itu, lanjut Fadly, penjual kudapan tersebut lantas menamakan kue yang dijajakannya itu sebagai odading.
"Jadi ya penamaannya tidak sengaja dan orang Sunda yang menjajakan kue atau makanan ini lantas menangkapnya odading, bukan 'o, dat ting' seperti halnya yang diucapkan orang Belanda tadi," kata Fadly.
Nama odading juga dianggap oleh masyarakat Sunda enak untuk didengar dan sedikit lucu.
Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
Saat disinggung mengenai viralnya odading, Fadly menganggap hal itu wajar-wajar saja.
"Viralnya odading ini dengan era media sosial seperti saat ini ya wajar saja. Sebenarnya bukan hanya odading, tetapi makanan-makanan yang kita anggap biasa tiba-tiba viral menjadi begitu luar biasa," katanya lagi.
Dengan viralnya odading ini, Fadly juga berujar bahwa pamor dari kue atau kudapan tersebut ikut terangkat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.