JAKARTA, KOMPASTV – Menteri BUMN Erick Thohir menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk melaporkan pengembangan vaksin Covid-19, termasuk uji halal dalam vaksin.
Erick menjelaskan proses vaksin halal menjadi prioritas agar tidak ada polemik di tengah masyarakat.
"Saya melaporkan kepada Bapak Wakil Presiden tentang proses vaksin halal yang harus menjadi prioritas untuk kita dan sekaligus melaporkan progres perkembangan vaksin," ujar Erick Thohir, Sabtu (12/9/2020).
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Pemerintah Saat Ini Prioritaskan Sektor Kesehatan, Ini Alasannya
Erick juga melaporkan pada akhir 2020 Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19, dan pada 2021 akan ada 300 juta dosis.
Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa BUMN farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara seperti PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech yang berasal dari China.
Sinovac sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap tiga berjalan lancar. Sedangkan untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.
Selain itu, Erick juga melaporkan bahwa PT Kimia Farma telah menggandeng perusahaan asal UEA, Grup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020.
Baca Juga: Relawan Vaksin Sinovac yang Terpapar Virus Covid-19 dalam Kondisi Sehat
Kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I 2021.
"Akhir tahun ini ada 30 juta vaksin dan tahun depan sebanyak 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total Indonesia dapatkan 330 hingga 340 juta," ujar Erick.
Erick mengingatkan jumlah tersebut dirasa belum mencukupi kebutuhan untuk melakukan vaksinasi massal masyarakat Indonesia.
Ia menjelaskan proses vaksinasi diperlukan dua kali suntikan untuk setiap individu. Sehingga dari jumlah tersebut, baru hanya memenuhi kebutuhan vaksinasi terhadap 170 juta orang saja.
Baca Juga: Berkaca Kasus Vaksin MR, Wapres Ma'ruf Minta Sertifikat Halal di Vaksin Covid-19 Berjalan Cepat
Pemerintah juga melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), badan kesehatan dunia (WHO), Unicef, serta perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya seperti Astrazeneca, Cansino, dan Pfizer.
"Semua dijajaki kalau sampai 70 persen bisa tercover, kita harapkan di 2022 atau bahkan 2021, 30 persen bisa didapatkan," ujar Erick.
Selain bekerja sama dengan luar negeri, Erick juga sampaikan terus berupaya menghasilkan vaksin dalam negeri yakni Vaksin Merah Putih.
Baca Juga: Erick Thohir Beberkan Skema Penyuntikan Vaksin Covid-19 secara Massal
Vaksin ini melibatkan lembaga Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, perguruan tinggi negeri, serta Bio Farma.
Vaksin Merah Putih
Erick juga menyampaikan bahwa Indonesia tak mungkin hanya mengandalkan vaksin yang diperoleh dari kerja sama dengan lembaga dan instansi dari luar negeri.
Mengingat daya tahan vaksin hanya selama enam bulan sampai dua tahun. Oleh karena itu, pembuatan Vaksin Merah Putih juga menjadi prioritas utama pemerintah, dan ditargetkan dapat mulai diproduksi pada 2022.
Baca Juga: Tim Vaksin Merah Putih Gandeng 3 Perusahaan Swasta
"Insya Allah, uji klinis tahap satu dan dua bisa berjalan tahun depan sehingga pada 2022 kita mulai produksi vaksin merah putih," ujar Erick.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.