Baca Juga: PP Muhammadiyah Sampaikan Duka Cita Atas Berpulangnya Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama
Pria yang akrab disapa Pak JO ini mengawali karir sebagai Redaktur Mingguan Penabur di Jakarta (1955), bersama Petrus Kanisius Ojong, ia mendirikan majalah bulanan Intisari (1963) dan Harian Kompas (1965) dan menjadi Pemimpin Redaksi harian itu sejak berdiri sampai tahun 2000.
Sejak P.K. Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980, ia merangkap Pemimpin Umum Kompas, sekaligus pemimpin Kelompok Kompas Gramedia.
Dalam organisasi pers dan media, Jakob pernah aktif di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), juga menjadi penasihat Confederation of ASEAN Journalist (CAJ), pengurus dan Ketua Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), anggota Serikat Penerbit Pers se-Dunia (FIEJ), International Press Institute, dan anggota - juga pernah Ketua Pelaksana Harian - Dewan Pers.
Jakob Oetama juga pernah menjadi anggota DPR dan MPR RI, dan oleh negara pada tahun 1973 dianugerahi Bintang Mahaputera Utama.
Ia pun terus menulis Tajuk Rencana di Harian Kompas sejak koran itu terbit.
Baca Juga: Profil Jakob Oetama Wartawan dan Pendiri Kompas Gramedia Group
Beberapa di antaranya dikumpulkan dalam buku Membuka Cakrawala (1985), sedangkan kumpulan tulisannya tentang pers dibukukan dengan judul Perspektif Pers Indonesia (1987).
Jakob tidak hanya menjadi tonggak bagi jurnalisme yang digeluti para wartawan Kompas dan grup Kompas Gramedia, tetapi juga turut mewarnai perjalanan jurnalisme Indonesia.
Adapun mengenai pengalaman dan profesinya, Pak Jakob pernah mengatakan, "Hidup ini seolah-olah sebagai kebetulan-kebetulan, tetapi bagi saya itulah Providentia Dei, itulah penyelenggaraan Allah".
Selamat Jalan Pak Jacob.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.