JAKARTA, KOMPAS TV - Kesejahteraan prajurit TNI menjadi salah satu topik pembahasan dalam rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan.
Hal tersebut kembali dibahas menyusul terjadinya insiden penyerangan Markas Polsek Ciracas yang terjadi pada Sabtu 29/8/2020 oleh sejumlah oknum anggota TNI.
Anggota Komisi I DPR Sukamta menduga buntut keributan tersebut karena kecemburuan sosial prajurit TNI. Hal tersebut menjadi pemicu karena berkaitan dengan kesejahteraan mereka dengan institusi lain.
Baca Juga: TNI Berikan Santunan dan Ganti Rugi Bagi Korban Penyerangan Polsek Ciracas
Tak dapat dipungkiri, menurut Sukamta, kesejahteraan prajurit TNI saat ini masih memprihatinkan. Jika dibandingkan dengan personel Polri, kesejahteraan prajurit TNI tertinggal jauh.
Bicara soal tunjangan dan uang kompensasi prajurit TNI, Sukamta menilai,
apa yang didapat prajurit TNI tidaklah cukup.
Jumlah uang kompensasi tugas saat ini saja masih senilai 20 tahun yang lalu. Perumahan untuk prajurit TNI juga sangat sederhana dan jumlahnya pun belum memenuhi.
"Sampai tunjangan kinerja yang belum cukup. Uang lauk-pauk misalnya, hanya Rp 32 ribu per hari per keluarga," kata Sukamta di Jakarta pada Kamis (3/9/2020).
Baca Juga: Penyerangan Polsek Ciracas, Mantan Wakil KSAD: Tidak Fair Kalau Hanya TNI yang Disalahkan
"Untuk prajurit yang ditugaskan ke daerah jauh atau di kapal beberapa bulan hanya Rp 14 ribu per hari," ujar Sukamta.
Tak hanya itu, bahkan saat dinas ke lokasi yang sama, personel Polri mendapatkan fasilitas lebih mewah ketimbang prajurit TNI.
Umpamanya kalau prajurit TNI saat ditugaskan ke Papua dari Jakarta akan pergi naik kapal. Sementara anggota polisi berangkat menumpang pesawat dengan lokasi tujuan yang sama.
"Jadi, sama-sama ditugaskan ke Papua dari Jakarta, yang satu naik pesawat, yang satu naik kapal, kan perbandingannya begitu, jauh sekali" ujar Sukamta.
Baca Juga: Satu Korban Penyerangan Polsek Ciracas Dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto
Lebih lanjut, Sukamta mengatakan, prajurit TNI memang tak terdengar gaduh mengeluhkan soal kesejahteraannya. Namun dia meyakini ada kecemburuan dari prajurit TNI.
"Tapi, namanya manusia kadang-kadang muncul kecemburuan, sehingga mudah tersulut oleh perkara-perkara kecil yang timbulnya terjadi keributan," ujar Sukamta.
"Walaupun didisplinkan kaya apa, kalau sumber kecemburuan enggak dihilangkan, kan mudah sekali tersulut."
Sukamta menambahkan masalah kecemburuan terkait kesejahteraan ini bisa memicu terjadinya peristiwa kekerasan seperti penyerangan Polsek Ciracas.
Baca Juga: Warga yang Jadi Korban Penyerangan di Ciracas dan Pasar Rebo Diminta Lapor ke Polisi
"Kalau saya lihat sih itu bagian dari kecemburuan-kecemburuan yang kemudian bisa mengakibatkan seperti itu (penyerangan Polsek Ciracas), mudah terpicu. Ada masalah sedikit kelahi, ada masalah sedikit kelahi," ujar Sukamta.
Karena itu, Sukamta meminta kepada pemerintah untuk segera meningkatkan kesejahteraan para prajurit TNI. Dia menyebut prajurit TNI harus dimanjakan.
"Iya kami usulkan begitu, dinaikan lah standarnya itu. Kita ingin memanjakan TNI yang layak secara manusiawi sajalah," kata Sukamta.
Baca Juga: KSAD: Pelaku Harus Ganti Rugi Akibat Ulahnya Serang Polsek Ciracas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.