Dalam konteks ini, kata Retno, Indonesia menggarisbawahi lapor an terbaru Sekjen PBB mengenai pembangunan dan pertahanan perdamaian yang mencatat adanya penurunan porsi bantuan luar negeri untuk pembangunan perdamaian di negara-negara yang terdampak konflik.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Bahas Proses Perdamaian Afghanistan dan Palestina di Doha
"Pendanaan inovatif seperti kerja sama selatan-selatan dan Triangular serta institusi filantropis menjadi penting dalam menghadapi situasi ini," ujar Retno.
Retno menambahkan di tengah meningkatnya ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi, upaya bina damai dan upaya perdamaian berkelanjutan menjadi semakin sulit untuk dilakukan.
Namun, Menlu Retno optimistis situasi krisis ini dapat membuka jalan bagi perdamaian.
"Mari kita gunakan momentum ini untuk semakin memajukan perdamaian," ujar Menteri Marsudi menutup sambutannya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Rama Wahyudi, Prajurit yang Gugur Dalam Misi Perdamaian PBB
Debat terbuka ini merupakan terobosan baru Indonesia untuk memulai pembahas isu bina damai di masa pandemi yang diapresiasi oleh negara anggota DK PBB.
Pertemuan dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi negara anggota DK PBB, di antaranya Menlu Vietnam, Estonia, Afrika Selatan, serta Minister of State Jerman.
Pertemuan DK PBB tersebut dipimpin langsung oleh Menlu Retno selaku Presiden Dewan Keamanan PBB di bulan Agustus 2020 dan dihadiri oleh seluruh negara anggota DK PBB.
Baca Juga: Indonesia Angkat Isu Palestina Dalam Sidang DK PBB
Pertemuan menghadirkan sejumlah briefers, di antaranya Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres; Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon; dan Direktur Center on International Cooperation New York University, Sarah Cliffe.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.