Berburu Kuliner Autentik Jepang di Jakarta, Bebas Babi dan Lemak Babi

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menikmati kuliner asli Jepang modern ternyata tak perlu jauh-jauh ke Jepang. Di Jakarta, ada restoran yang menawarkan menu-menu autentik Jepang, yakni Okuzono Japanese Dining.

Negeri Sakura mengenal izakaya, yakni pub atau kedai makan tradisional Jepang yang menawarkan minuman beralkohol seperti bir, sake, dan shochu serta hidangan kecil atau makanan ringan untuk menemani minuman tersebut. Izakaya kerap disebut sebagai "toko sake untuk makan di tempat".

Berbeda dari izakaya tradisional yang kerap identik dengan suasana penuh asap dan botol sake, Okuzono mengusung konsep “family izakaya” — ruang bersantap elegan, ramah keluarga, bebas babi dan lemak babi, yang menjunjung tinggi budaya makan Jepang dengan sentuhan modern.

Mengusung filosofi bahwa rasa adalah jembatan momen, Okuzono memperkenalkan kampanye musiman terbaru mereka, Okuzono Diaries: The Umo Journey.

Baca Juga: Cuma Jilati Bumbunya, Restoran China Ini Sukses Jual Menu Tusuk Sate Berbumbu, Berapa Harganya?

Umo merupakan singkatan dari Umai dan Oishii, dua pilar utama dalam dunia kuliner Jepang yang menggambarkan cita rasa yang menggoda sekaligus memuaskan.

“Sebagai Izakaya Jepang modern, Okuzono adalah tempat di mana kehangatan, kelezatan, dan keanggunan hadir bersamaan. The Umo Journey menangkap jiwa dari budaya kuliner Jepang yang kami interpretasikan kembali melalui pendekatan musiman dan regional yang relevan dengan selera masa kini,” ujar Nadia Sofiandi, Direktur Okuzono Hospitality Group saat ditemui KompasTV di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Perjalanan Sensorik: Lima Hidangan Utama Umo Journey

Ini, kata Nadia, tak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang narasi. Setiap hidangan dirancang untuk menghadirkan pengalaman yang menyentuh lidah sekaligus jiwa.

Sebanyak lima sajian disajikan dalam The Umo Journey, yakni Hobayaki, hidangan olahan ayam, daging sapi, atau seafood yang dipanggang di atas daun magnolia dengan olesan miso. Lalu ada Salmon Cream Croquette, kroket renyah berisi salmon krim yang disajikan dengan saus tartar. Tasmania Beef Shoyu Koji Yaki terdiri dari daging sapi Tasmania yang dimarinasi dalam shoyu koji fermentasi. Ada pula Chicken Akakara Nabe, hot pot miso pedas khas Nagoya, dan Shiratama Cream Zenzai, hidangan penutup ala Kyoto dengan kacang merah, mochi, krim, dan jelly matcha.

Umai! dan Oishii! yang Lebih dari Sekadar Memuji Rasa

Dalam dunia kuliner Jepang, dikenal dua kata seruan yang kerap terdengar usai orang menyantap makanan, yakni umai! dan oishii!.

Dua kata yang menjadi fondasi kampanye ini, umai dan oishii, ternyata memiliki makna lebih dalam di budaya Jepang.

"Di Jepang, sangat umum mendengar orang berkata 'umai!' atau 'oishii!' saat mencicipi makanan yang memuaskan — entah itu dari jajanan kaki lima atau restoran bintang lima," ujar Chef Akita, sang peramu The Umo Journey.

Baginya, kata-kata tersebut bukan hanya ekspresi spontan, tapi juga bentuk penghormatan terhadap makanan dan orang-orang di baliknya.

Baca Juga: 5 Oleh-oleh Khas Dieng yang Wajib Dibawa Pulang saat Mudik Lebaran, Nomor 3 Paling Favorit!

"Kata-kata itu punya bobot budaya. Mereka adalah cara kami mengapresiasi makanan dan dedikasi para pembuatnya."

Ketika ditanya mengenai harapan terhadap respon pengunjung atas menu terbaru ini, Chef Akita menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar kepuasan lidah.

"Saya ingin orang-orang merasakan kehangatan — seakan mencicipi sesuatu yang menghibur tapi juga memberi kejutan," jelasnya.