Kompas TV lifestyle kesehatan

4 Cara Cegah Fasting Headache saat Puasa agar Tetap Produktif

Kompas.tv - 19 Maret 2025, 02:30 WIB
4-cara-cegah-fasting-headache-saat-puasa-agar-tetap-produktif
Ilustrasi puasa Ramadan 2025. (Sumber: Envato by alolieli)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Vyara Lestari

Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan selama berjam-jam, sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Dehidrasi memicu fasting headache karena ketika tubuh kekurangan cairan, volume darah menurun, sehingga menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke otak. 

Kondisi ini dapat memicu rasa nyeri atau tekanan di kepala. Selain itu, dehidrasi juga memengaruhi keseimbangan elektrolit, yang berperan penting dalam fungsi saraf dan otot. 

Ketidakseimbangan ini dapat memperburuk gejala sakit kepala. Oleh karena itu, penting untuk mengembalikan keseimbangan cairan saat berbuka puasa. 

Asupan cairan untuk tubuh tidak hanya berasal dari air putih, tapi juga makanan. Hindari juga minuman berkafein seperti kopi dan teh serta minuman manis bersifat diuretik, atau dapat meningkatkan produksi urine sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.

3. Cukupi waktu istirahat

Tidur yang cukup juga merupakan salah satu cara penting untuk mencegah fasting headache. Saat berpuasa, pola tidur sering kali berubah karena waktu sahur yang lebih awal atau kegiatan ibadah di malam hari. 

Kurang tidur dapat memperburuk gejala sakit kepala karena tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan energi dan menyeimbangkan fungsi hormon.

4. Pilih menu sahur sehat

Cara mencegah fasting headache saat puasa selanjutnya adalah menghindari makanan dengan indeks glikemik (IG) tinggi saat sahur. Makanan IG tinggi, seperti mi, roti tawar, atau makanan manis, dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dengan cepat.

Baca Juga: Kenapa Makan Kurma Sedikit saat Buka Puasa Sudah Bisa Bikin Kenyang? Ini Kata Pakar

Ketika gula darah naik secara drastis, tubuh akan merespons dengan melepaskan insulin dalam jumlah besar untuk menurunkan kadar gula tersebut. Namun, penurunan gula darah yang terjadi juga terlalu cepat, sehingga memicu hipoglikemia reaktif.

Kondisi ini kerap memicu gejala seperti sakit kepala, pusing, hingga lemas.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x