JAKARTA, KOMPAS.TV - Vatikan mengabarkan Paus Fransiskus mengidap penyakit pneumonia di kedua paru-parunya, atau pneumonia bilateral.
Tim medis Vatikan dan staf medis Yayasan Poliklinik A.Gemelli, mengungkapkan timbulnya pneumonia bilateral yang memerlukan terapi farmakologis
“Pemindaian CT dada lanjutan yang dilakukan kepada Bapa Suci, yang diresepkan oleh tim medis Vatikan dan staf menis Yayasan Poliklinik A.Gemelli, mengungkapkan timbulnya pneumonia bilateral yang memerlukan terapi farmakologis tambahan,” tulis pernyataan pihak Vatikan dikutip dari APNews, pada Rabu, (19/2/2025).
Lalu apa itu penyakit pneumonia bilateral?
Pneumonia bilateral merupakan kondisi peradangan yang menyerang kedua paru-paru, menyebabkan iritasi pada jaringan di sekitar kantung udara.
Akibatnya, bagian kecil di paru-paru ini dapat terisi dengan nanah atau cairan lainnya, yang berpotensi mengganggu fungsi pernapasan.
Jika tidak ditangani dengan baik, pneumonia bilateral yang parah bisa meninggalkan bekas luka pada paru-paru, menyebabkan jaringan paru menjadi kaku dan meningkatkan risiko sesak napas hingga gagal napas.
Baca Juga: Cek Penerima dan Pencairan BLT BBM 2025, Buka cekbansos.kemensos.go.id Sekarang!
Menurut Medical News Today, gejala pneumonia bilateral sering kali menyerupai penyakit lain. Beberapa di antaranya meliputi:
Penyebab Pneumonia Bilateral
Berdasarkan informasi dari WebMD, infeksi bakteri dan virus menjadi penyebab utama pneumonia bilateral. Beberapa di antaranya meliputi:
Siapa yang Berisiko Terkena Pneumonia Bilateral?
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena pneumonia bilateral, antara lain:
Penanganan Pneumonia Bilateral
Pengobatan pneumonia bilateral bergantung pada penyebab utamanya. Jika kondisi ini disebabkan oleh bakteri, pasien akan diberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Namun, jika disebabkan oleh virus, antibiotik tidak akan efektif.
Perawatan difokuskan pada pencegahan komplikasi dan mendukung pernapasan pasien, misalnya dengan alat bantu pernapasan atau terapi oksigen.
Dalam beberapa kasus yang lebih berat, jika terapi oksigen dan rehabilitasi paru-paru tidak memberikan hasil optimal, dokter mungkin akan mempertimbangkan tindakan transplantasi paru-paru sebagai solusi terakhir.
Baca Juga: Deformasi Jaminan Pensiun ASN
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.