JAKARTA, KOMPAS.TV - Ada berbagai jenis kain yang digunakan untuk membuat pakaian. Namun rupanya, tidak semua bahan pakaian baik digunakan setiap hari.
Bahan beberapa bahan pakaian yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena mengandung zat kimia berbahaya atau memiliki sifat yang memicu alergi dan iritasi. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa bahan pakaian yang mereka kenakan bisa menjadi sumber masalah kesehatan, mulai dari gangguan kulit hingga efek jangka panjang pada tubuh.
Melansir laman National Institutes of Health, berikut bahan pakaian yang sebaiknya dihindari untuk kesehatan.
Baca Juga: Hisi Studio di Kenya Ciptakan Pakaian Braille untuk Para Penyandang Tunanetra
1. Polyester
Polyester dibuat dari bahan polimer sintetik yang memiliki kandungan alkohol dihydric dan asam tereflatat. Bahan pakaian jenis ini dibuat melalui proses polimerisasi yang melibatkan bahan kimia berbahaya seperti etilen glikol dan dimetil tereftalat.
Bahan-bahan kimia ini dapat tertinggal pada serat kain dan terlepas saat pakaian digunakan. Paparan jangka panjang dari bahan kimia tersebut dapat meningkatkan risiko kanker, gangguan hormon tubuh, hingga iritasi kulit.
Polyester juga tidak menyerap keringat dengan baik, sehingga tubuh akan terasa lebih panas dan lembap saat mengenakan pakaian ini. Kondisi ini dapat memicu pertumbuhan bakteri dan jamur, menyebabkan masalah kulit seperti ruam dan gatal-gatal.
2. Polycrylonitriles
Bahan Pakaian polycrylonitriles (acrylic) juga sebaiknya dihindari untuk kesehatan tubuh. Bahan pakaian ini diproduksi dari serat sintyetis yang diproses secara kimiawi.
Beberapa orang memiliki sensitivitas terhadap bahan sintetis seperti acrylic. Kontak langsung dengan kulit dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, atau kemerahan.
Acrylic juga tidak menyerap keringat dengan baik. Ketika kita beraktivitas fisik, keringat terperangkap di antara pakaian dan kulit, menciptakan lingkungan lembap yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Hal ini dapat memicu berbagai masalah kulit seperti infeksi, ruam popok (pada bayi), atau eksim.
3. Rayon
Bahan pakaian yang sebaiknya dihindari selanjutnya adalah rayon. Bahan pakaian jenis rayon berasal dari serbuk kayu yang di daur ulang.
Proses pembuatan bahan pakaian jenis ini membutuhkan bantuan senyawa kimiawi, seperti soda api, amonia, aseton dan asam sulfur. Paparan bahan kimia sisa produksi rayon dapat menyebabkan iritasi kulit, masalah pernapasan, dan bahkan penyakit yang lebih serius.
Meskipun berasal dari bahan alami, proses produksinya yang kompleks dan penggunaan bahan kimia beracun membuat rayon kurang ramah lingkungan dibandingkan bahan alami lainnya seperti katun organik.
4. Nilon
Nilon juga terbuat dari serat sintetis yang diproses secara kimiawi. Bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan nilon dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi seperti kemerahan, gatal-gatal, atau bahkan dermatitis kontak. Nilon juga tidak dapat menyerap keringat.
Hal ini menyebabkan kulit menjadi lembap dan hangat, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Akibatnya, dapat muncul berbagai masalah kulit seperti ruam, gatal, dan infeksi.
Baca Juga: Tradisi Bali Hiasi Perayaan Natal Tahun 2024 di Badung, Umat Pakai Pakaian Adat
5. Spandex
Spandex merupakan jenis kain yang sangat elastis. Seperti kain sintetis lainnya, kain ini terbuat dari proses kimia berbahaya seperti poliuretan yang dianggap sebagai karsinogen.
Penggunaan pakaian jenis spandex terlalu lama dapat menyebabkan iritasi kulit seperti dermatitis.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.