Kompas TV lifestyle travel

Memburu si Hijau yang Tak Hijau, Primadona Perairan Gili Trawangan

Kompas.tv - 2 Januari 2025, 07:20 WIB
memburu-si-hijau-yang-tak-hijau-primadona-perairan-gili-trawangan
Arsip. Penyu Hijau (Chelonia mydas) di perairan Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 2014. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Edy A. Putra

Penyu Hijau, si hijau yang tak hijau ini, memang jadi primadona di perairan Gili Trawangan. Banyak wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara, yang sengaja melakukan snorkeling khusus untuk ‘memburu’ si penyu hijau.

Bukan untuk ditangkap, melainkan untuk diajak foto bareng. Atau jikapun sulit diajak foto bareng, melihat penampakannya di dalam air saja, biasanya wisatawan sudah bahagia.

Penyu Hijau, si Hijau yang Tak Hijau 

Melansir laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Penyu Hijau (Chelonia mydas) merupakan penyu laut berkarapas keras paling besar.

Meskipun dinamakan Penyu Hijau, penyu ini tak memiliki sisik atau karapas berwarna hijau.

Penyu Hijau dinamakan demikian karena warna lemak di bawah karapasnya berwarna kehijauan.

Pola makan penyu hijau yang herbivora disebut jadi penyebabnya. Lantaran, Penyu Hijau hanya memakan tumbuhan laut seperti ganggang dan rumput lain yang notabene kebanyakan berwarna hijau.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Aktivitas Seru di Gili Trawangan: Nonton Sunset di Atas Bukit hingga Belajar Surfing

Namun, saat masih muda, Penyu Hijau makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut, juga alga. Baru ketika dewasa, Penyu Hijau berubah menjadi herbivora, dan makanan utamanya adalah rumput laut.

Penyu Hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap tiga hingga empat tahun sekali. 

Menurut daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), Penyu Hijau dianggap sebagai spesies yang rentan.

Sedangkan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES) mengategorikannya ke dalam Appendix I, artinya termasuk spesies paling terancam punah dan paling berisiko punah.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x