JAKARTA, KOMPAS.TV - Parotitis atau yang dikenal gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus.
Penyakit ini mudah menular, terutama pada anak-anak maupun orang dewasa yang belum menerima vaksin. Tidak heran, saat satu orang terkena parotitis, orang lain di sekitarnya dapat terjangkit hingga sering disebut sebagai musim gondongan.
Beberapa waktu lalu, dii Kota Yogyakarta misalnya, beberapa puskesmas melaporkan adanya peningkatan gejala gondongan pada anak usia sekolah dasar dalam kurun waktu Agustus sampai September 2024.
Dilansir dari laman resmi, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melalui Surat Edaran Nomor 100.3.4.4/10199 menginstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan bersama di sekolah. Sebab, interaksi langsung para siswa di sekolah berisiko tinggi menjadi tempat penularan penyakit gondongan.
Berikut Penyebab dan Gejala yang Perlu Anda Waspadai
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Aisya Fikritama menjelaskan, gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus mumps.
Virus ini menyerang kelenjar parotis atau kelenjar yang memproduksi air liur, baik pada anak-anak ataupun orang dewasa.
"Gondongan ini memang belakangan ini baru musim karena mengingat infeksi virus ya, sehingga mudah untuk menular," ujar Aisya, saat dihubungi Kompas.com,beberapa waktu lalu.
Aisya mengungkapkan, gondongan umumnya akan menyebabkan pembengkakan pada pipi dan rahang. Oleh karena itu, ciri-ciri gondongan pada anak adalah bagian pipi yang tampak bengkak atau lebih besar dari biasanya.
Pembengkakan tersebut turut memicu gejala lain, seperti rasa nyeri, demam, hingga kehilangan nafsu makan. Bagi anak yang mengalami ciri-ciri di atas, maka orangtua patut mencurigai telah terinfeksi virus mumps.
Namun, Aisya menyebut, orangtua tidak perlu terlalu khawatir karena penyakit gondongan dapat sembuh dengan sendirinya.
"Sebetulnya karena ini viral infection, sehingga dia self limiting disease atau bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan," tuturnya.
Guna mempercepat penyembuhan, orangtua dapat membiarkan anak beristirahat serta menghentikan aktivitas anak, termasuk sekolah dan bermain.
Pasalnya, lima hari pertama setelah gejala gondongan muncul, anak biasanya akan merasa lelah dan lemah. Pastikan pula untuk memenuhi kebutuhan cairan anak karena benjolan pada pipi dan rahang akan mengurangi nafsu makan dan minum, sehingga berpotensi memicu dehidrasi.
Menurut Aisya, orangtua juga dapat mengompres area wajah dan leher anak dengan air dingin untuk mengurangi rasa sakit, serta memberikan obat pereda nyeri.
"Bisa juga memberikan selimut yang hangat karena sering kali anak yang gondongan mengalami demam atau menggigil," kata Aisya.
Syifa Mustika mengatakan, gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus mumps.
"Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan sangat menular, menyebar melalui percikan ludah atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi," jelasnya, saat dihubungi terpisah,.
Syifa berujar, virus mumps menyerang kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis yang terletak di dekat telinga. Serupa dengan gejala pada anak, penyakit ini akan menyebabkan kelenjar tersebut membengkak, sehingga bagian pipi atau leher terlihat lebih besar.
"Ciri paling khas adalah pembengkakan di satu atau kedua sisi wajah, dekat telinga," kata Syifa.
Cara mengobati gondongan
Menurut Syifa, tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi infeksi virus gondongan. Namun, gejalanya dapat diredakan dengan: Istirahat yang cukup Minum banyak air Kompres dingin untuk mengurangi bengkak Obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
Di sisi lain, cara terbaik untuk mencegah gondongan adalah dengan vaksinasi MMR, yakni Measles, Mumps, dan Rubella. Vaksin tersebut diberikan kepada anak-anak untuk melindungi dari penyakit gondongan, campak, dan rubela.
Pada beberapa kasus, infeksi virus ini pun dapat mengakibatkan meningitis atau radang selaput otak, serta gangguan pendengaran.
"Gondongan biasanya sembuh sendiri dalam waktu beberapa minggu, tetapi jika ada gejala yang parah, seperti nyeri hebat atau demam tinggi, sebaiknya segera konsultasi ke dokter," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.