JAKARTA, KOMPAS.TV- Saffron adalah satu rempah bernilai fantastis yang berasal dari bunga crocus (Crocus sativus).
Tanaman ini mahal karena sulit di panen, petani harus memanen benang halus dari setiap bunga saffron dengan tangan.
Lalu, memanaskan benang untuk mengeluarkan rasa saffron. Warna merah tanaman ini akan berubah menjadi emas setelah dipanen dan dikeringkan.
Dikutip dari laman Verywell Health, saffron telah digunakan dalam kuliner, kosmetik, dan pengobatan tradisional.
Berbagai penelitian mengungkapkan, manfaat saffron untuk mendukung gangguan kesehatan mental, kondisi mata tertentu, dan kesehatan jantung.
Baca Juga: KPU Jateng Terima Hasil Pemeriksaan Kesehatan Bakal Cagub dan Cawagub
Dikutip dari laman Healthline, berikut ragam manfaat saffron untuk kesehatan.
1. Sumber antioksidan
Saffron memiliki berbagai kandungan yang bersifat sebagai antioksidan. Rempah ini juga terbukti dapat melawan radikal bebas dan stres oksidatif.
Antioksidan di dalam saffron, yakni krosin dan krosetin, adalah senyawa yang memberinya warna merah.
Ada pula senyawa antioksidan lain, yaitu safranal, yang memberi rasa dan aroma khas.
Kaempferol yang ditemukan dalam bunga saffron juga bermanfaat untuk mengatasi peradangan dalam tubuh.
2. Membantu menurunkan berat badan
Manfaat saffron untuk kesehatan selanjutnya adalah membantu menurunkan berat badan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa saffron dapat membantu mengurangi nafsu makan.
Senyawa aktif di dalamnya, seperti crocin dan safranal, diyakini berperan dalam mengatur hormon yang terkait dengan rasa lapar.
3. Mencegah depresi
Saffron juga bermanfaat untuk memperbaiki suasana hati atau mood. Hal ini membuat saffron sering dijuluki sebagai bumbu matahari.
Penggunaan saffron bahkan dianggap lebih efektif dibandingkan plasebo dalam menangani depresi ringan hingga sedang. Bahkan, rempah ini disebut memiliki manfaat yang setara dengan obat depresi.
4. Berpotensi menurunkan risiko kanker
Kandungan antioksidan yang tinggi di dalam saffron, membuat tanaman ini dapat menetralkan radikal bebas. Saffron disebut berpotensi dalam memberantas sel kanker usus besar.
Jurnal berjudul Chronic inflammation and oxidative stress as a major cause of age-related diseases and cancer menyebut, safron dan senyawanya telah terbukti secara selektif untuk membunuh sel kanker usus besar atau menekan pertumbuhannya.
Studi di laboratorium juga menemukan bahwa crocin sebagai antioksidan utama dalam saffron bisa membuat sel kanker lebih sensitif terhadap obat kemoterapi.
5. Membantu meringankan gejala Premenstrual Syndrome PMS
PMS merupakan istilah yang menggambarkan gejala fisik, emosional, serta psikologis yang terjadi sebelum periode menstruasi.
Gejala PMS pada umumnya seperti cepat dan mudah marah, sakit kepala, mengidam, hingga nyeri.
Dalam jurnal berjudul Epidemiology of Premenstrual Syndrome (PMS) yang dipublikasikan pada 2014, menuliskan bahwa saffron bisa membantu mengobati gejala PMS.
Wanita usia 20 hingga 45 tahun yang mengkonsumsi 30 mg saffron setiap hari, akan lebih efektif dalam mengobati gejala PMS, daripada wanita yang menggunakan pengobatan plasebo.
Studi lain dalam jurnal berjudul Psychological and neuroendocrinological effects of odor of saffron (Crocus sativus), menemukan bahwa hanya dengan mencium saffron selama 20 menit, juga membantu mengurangi gejala PMS seperti kecemasan dan menurunkan kadar hormon stres kortisol.
Baca Juga: Sidang Harvey Moeis, Bobby-Surya Tes Kesehatan, Menag Yaqut soal Paus Fransiskus [TOP 3 NEWS]
6. Mengontrol gula darah
Manfaat saffron untuk kesehatan selanjutnya adalah menurunkan gula darah. Sebuah penelitian dilakukan pada tikus dengan diabetes dan hasilnya ekstrak saffron dapat menurunkan kadar gula darah.
Sensitivitas insulin juga mengalami peningkatan.
7. Memperbaiki ingatan pasien Alzheimer
Antioksidan dalam saffron juga dapat meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa dengan penyakit Alzheimer.
Temuan terbaru dari penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa krosin dalam saffron efektif melawan disfungsi kognitif kronis, juga memperlambat penurunan kognitif pada Alzheimer.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.