JAKARTA, KOMPAS.TV - Kereta api adalah salah satu moda transportasi yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.
Transportasi ini memiliki berbagai keunggulan, seperti ketepatan waktu sampai di tujuan, bebas dari panas dan kemacetan, serta fasilitas yang lengkap.
Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa kereta api yang sebelumnya pernah berganti nama?
Pergantian nama ini terjadi karena adanya kejadian atau peristiwa luar biasa, perubahan rute, kelas layanan, atau sebagai penerus kereta sebelumnya yang sudah ada.
Jadi, kereta apa saja yang dulu pernah berganti nama?
Dikutip dari laman Instagram resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI @kai121_, Senin (8/7/2024), berikut ini KA-KA yang berganti nama:
1. KA Badrasurya, Pendahulu KA Pasundan
Pada tahun 1970-an, KA Badrasurya beroperasi dari Bandung ke Surabaya. Meskipun merupakan kelas ekonomi, kereta ini berangkat dari Stasiun Bandung. KA Badrasurya berhenti beroperasi pada tahun 1997 dan digantikan oleh KA Pasundan yang beroperasi hingga kini.
Baca Juga: Perajin Pisau Dan Golok Di Sukabumi Dikenal Memiliki Kualitas Baik
2. KA Fajar Pajajaran dan Senja Mataram, Pendahulu KA Lodaya
KA Fajar Pajajaran dan Senja Mataram mulai beroperasi pada 11 Maret 1992, melayani rute Bandung-Yogyakarta. KA Fajar Pajajaran berangkat pada pagi hari dari Bandung, sementara KA Senja Mataram berangkat pada malam hari dari Yogyakarta.
Pada 1 September 1992, rute ini diperpanjang hingga Solo Balapan. Kemudian, pada 12 Mei 2000, layanan ini digantikan oleh KA Lodaya.
3. KA Gaya Baru Malam Utara, Pelopor KA Kertajaya
KA Gaya Baru Malam Utara berawal dari Kilat Malam dengan rute Jakarta-Surabaya pada tahun 1960-an dan diresmikan pada tahun 1976. Pada tahun 1980-an, kereta ini mencapai popularitas tinggi dengan tingkat okupansi hingga 114 persen.
Namun, pada tahun 1990-an, popularitasnya menurun dan akhirnya dihapus pada tahun 2002, digantikan oleh KA Kertajaya yang mulai beroperasi pada tahun 1996.
4. KA Mahesa, Perintis KA Harina
Pada 1 Juli 1998, Perumka meluncurkan KA Mahesa yang melayani rute Bandung-Semarang via Kroya-Purwokerto.
Namun, karena rute yang memutar dan waktu perjalanan yang lama, okupansi kereta ini rendah.
Pada tahun 2000, KA Mahesa dihentikan dan digantikan oleh KA Harina pada 20 Mei 2003 dengan rute Bandung-Surabaya Pasarturi via Semarang.
5. KA Suryajaya, Cikal Bakal KA Argo Bromo Anggrek
Pada tahun 1994, Perumka melakukan tes pasar dengan meluncurkan KA Suryajaya yang menawarkan kelas eksekutif spesial.
Kereta ini mendapatkan respons positif dengan tingkat okupansi 95-100 persen. Akhirnya, pada 31 Juli 1995, KA Argo Bromo diresmikan, dan KA Suryajaya berhenti beroperasi pada 17 Agustus 1995.
6. KA Mutiara Utara, sebelum menjadi KA Sembarani
KA Sembarani diawali oleh KA Mutiara Utara yang mulai beroperasi pada 27 September 1971.
KA Mutiara Utara memiliki kelas layanan tertinggi, hanya membawa kereta kelas satu. Pada 1 Oktober 1995, KA Mutiara Utara digantikan oleh KA Sembarani sebagai bagian dari pembaruan dan pengembangan layanan.
Baca Juga: Liburan Naik Kereta Luar Biasa (KLB) dari KAI, Bisa Pilih Jenis Kereta hingga Stasiun Sendiri
Sumber : Kompas TV, Instagram KAI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.