Anak-anak mungkin kesulitan membedakan antara fantasi dan kenyataan. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa takut pada hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti bayangan atau suara di malam hari.
3. Fobia
Dalam jangka panjang ketakutan berlebihan yang dialami anak-anak setelah menonton film horor dapat berkembang menjadi fobia. Fobia ini dapat bertahan hingga dewasa dan mengganggu kehidupan mereka.
4. Depresi dan kecemasan
Paparan film horor yang berulang dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada anak-anak. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan emosional dan sosial mereka.
Film horor yang intens dapat memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin pada anak-anak. Hal ini dapat berakibat pada mudahnya anak mengalami frustrasi, tantrum, dan depresi.
Baca Juga: Jangan Terlewat, Ini 6 Film Indonesia yang Tayang di Bulan November 2023, Banyak Film Horor!
5. Keterlambatan kognitif
Dampak negatif film horor bagi anak-anak selanjutnya adalah keterlambatan kognitif dalam jangka panjang. Paparan terhadap konten kekerasan dan menakutkan dalam film horor dapat menghambat perkembangan kognitif anak, terutama dalam hal kemampuan belajar dan memori.
Film horor yang penuh dengan adegan menakutkan dan menegangkan dapat memicu rasa takut dan kecemasan pada anak. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dan fokus mereka, sehingga menghambat proses belajar dan memori.
Paparan terhadap konten kekerasan dan mengerikan dalam film horor dapat meningkatkan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin pada anak. Hormon stres ini, jika diproduksi secara berlebihan, dapat merusak perkembangan otak dan mengganggu fungsi kognitif.
Sumber : Healthline
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.