VITT terjadi ketika tubuh penerima vaksin menghasilkan antibodi yang menyerang trombosit. Hal ini memicu pembekuan darah tidak biasa yang membahayakan penderita.
"Tentunya dampak risiko TTS pada penerima vaksin AstraZeneca ini bisa serius, meskipun kasusnya langka," kata Dicky.
Di samping itu, manfaat AstraZeneca dalam mencegah Covid-19 dari dulu hingga sekarang dinilai masih jauh lebih besar daripada risikonya.
Hal tersebut membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca.
Di sisi lain, risiko terjadinya TTS pada orang yang menerima dosis pertama AstraZeneca cenderung kecil, sekitar 8,1 kasus per 1 juta penerima vaksin.
Setelah suntikan dosis kedua, angka risiko menurun menjadi 2,3 kasus per 1 juta penerima vaksin AstraZeneca. Masyarakat yang sempat menerima dosis jenis vaksin ini juga tak perlu khawatir karena risiko efek samping langka akan menurun seiring berjalannya waktu.
"Setelah melewati enam bulan atau satu tahun itu sudah sangat menurun risikonya, jadi jangan khawatir," ucapnya. Meski jarang, menurut Dicky, tetap diperlukan edukasi mengenai gejala-gejala adanya VITT pasca-vaksinasi kepada penerima vaksin AstraZeneca.
Gejala yang dimaksud meliputi sakit perut yang parah, sakit kepala tidak biasa, penglihatan kabur, atau bengkak pada kaki. Tidak hanya itu, Dikcy mengungkapkan, perusahaan farmasi yang bersangkutan tetap perlu memantau dan mengevaluasi vaksin AstraZeneca.
Pengawasan terus-menerus akan bermanfaat dalam aspek keamanan vaksin sekaligus mengurangi risiko TTS dalam jangka panjang.
Baca Juga: Tiga Wanita Tertular HIV usai Jalani Perawatan Wajah "Vampire Facial"
Perusahaan vaksin pun harus terus melakukan riset dan pengembangan guna meningkatkan formulasi vaksin Covid-19 yang kian meminimalkan risiko TTS.
"Kelebihan saat ini adalah seiring waktu pemahaman TTS lebih baik, sehingga pemahaman dan mekanisme VITT setelah vaksinasi AstraZeneca meningkat. Ini bisa membantu pengenalan gejala secara cepat dan dini, serta diagnosis dan manajemen yang jauh lebih efektif," tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.