Sikerei juga memiliki kelebihan yang lain selain mengetahui titik tanaman obat dan ragam obat, ia juga mampu mengidentifikasi penyakit dan penyebab sakit yang dialami oleh pasiennya.
Pengetahuan sikerei tentang tanaman obat juga berbeda-beda, tergantung pada gurunya atau orang yang telah membimbing menjadi seorang sikerei.
Dalam sesama sikerei juga memiliki kerahasiaan tentang tanaman obat ini, termasuk pada siagai laggek. Dari hasil analisa wawancara informan di Matotonan, ada lima macam cara mereka mewariskan obat, sinaki (barter dari guru atau sikerei senior), simattai (diintai), dan mimpi, interaksi, keluarga dan mimpi.
Salah satu tanda racikan obat untuk penyakit keras adalah ramuan tersebut akan dibuang ke sungai sebagai bentuk komunikasi kepada leluhur obat.
Goiran menjelaskan, ada dua jenis sikerei di suku Mentawai, yakni simatak dan agot. Kerei simatak hanya bisa meramu obat dan kerei agot yang bisa berkomunikasi dengan leluhur di alam gaib. Sementara, kerei agot mempunyai dua kemampuan itu.
"Istri saya, Rosi Sirisurak, dia sikerei juga tapi simatak. Dia belajar meramu dari sikerei suku lain, Siripeibu," terangnya.
Baca Juga: Anthony Kiedis Libur Lebaran di Mentawai, Pamer Isap Tembakau Bareng Dua Sikerei
"Masyarakat Mentawai biasa ada juga yang bisa meramu, tapi yang berkaitan dengan roh hanya sikirei," sambungnya.
Dari sebuah penelitian, setidaknya ada lebih 200 jenis tumbuhan obat yang diketahui khasiat dan penggunaannya secara tradisional oleh sikerei.
Goiran menunjukkan beberapa daun yang biasa ia gunakan untuk mengobat orang yang sakit. Di antaranya Siguju, Taegonglig, Waruale, Saeleppen dan Katakutt.
Sumber : Kompas TV, Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.