Ia menceritakan, seorang sikerei akan berada dalam kondisi tak sadarkan diri saat prosesi meramu obat dan berkomunikasi dengan leluhur di alam gaib atau disebut paumat. Dan tubuh sikerei bisa terlempar jika tidak mampu mengendalikan prosesi tersebut.
"Tadi itu setan yang masuk ke saya. Saya pusing dan pusing. Pikiran saya kosong dan tiba-tiba saja dia masuk ke badan ini. Kalau menari, roh-roh pada masuk ke badan saya. Kalau saya sedang menyembuhkan orang yang sakit juga seperti itu," ungkap Goiran.
Menurut Goiran, dirinya hanya bisa melihat sosok bayangan hitam seperti manusia saat kemasukan roh leluhur. Dan sikerei biasanya didampingi sikerei lain atau kerabat setiap prosesi pengobatan dengan pemanggilan roh.
"Kalau tidak ada yang menolong kasih saya pangaelak, saya tetap saja begitu kemasukan. Kalau saat saya sendiri bisa saja, tapi lama sekali sadar dan sembuhnya," imbuhnya.
Sehari sebelum prosesi pengobatan dengan pemanggilan roh leluhur, Goiran selaku sikerei menunjukkan sejumlah peralatan, dedaunan dan batang tumbuhan obat yang biasa digunakan untuk mengobati orang yang sakit. Bahan racikan obat tersebut diambilnya dari dalam hutan.
Dengan mengenakan busana lengkap dengan atribut seorang sikerei, Goiran mengeluarkan satu per satu peralatan seperti jojonan (lonceng) dan sebilah bagunduy (batang rotan atau manau bergerigi) serta sejumlah dedaunan obatnya dari dalam wadah.
Selain memanggil roh, sikerei juga punya keahlian meramu obat tumbuh-tumbuhan mulai untuk penyakit ringan seperti sakit kepala dan flu, hingga penyakit berat atau keras seperti dipatok ular, luka bacokan, penyakit kulit, menghentikan perdarahan ibu melahirkan, dan sakit perut.
Salah satu tanda racikan obat untuk penyakit keras adalah ramuan tersebut akan dibuang ke sungai sebagai bentuk komunikasi kepada leluhur obat.
Goiran menjelaskan, ada dua jenis sikerei di suku Mentawai, yakni simatak dan agot. Kerei simatak hanya bisa meramu obat dan kerei agot yang bisa berkomunikasi dengan leluhur di alam gaib. Sementara, kerei agot mempunyai dua kemampuan itu.
"Istri saya, Rosi Sirisurak, dia sikerei juga tapi simatak. Dia belajar meramu dari sikerei suku lain, Siripeibu," terangnya.
Baca Juga: Uban Sering Dicabut Malah Tambah Banyak, Mitos atau Fakta?
"Masyarakat Mentawai biasa ada juga yang bisa meramu, tapi yang berkaitan dengan roh hanya sikirei," sambungnya.
Dari sebuah penelitian, setidaknya ada lebih 200 jenis tumbuhan obat yang diketahui khasiat dan penggunaannya secara tradisional oleh sikerei.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.