JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembawa acara televisi dan penyiar radio terkemuka, Hilbram Dunar, meninggal di Rumah Sakit EMC Alam Sutera pada Minggu dini hari (31/3/2024), sekitar pukul 00.39 WIB. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Beberapa waktu sebelum wafat, almarhum telah berbagi cerita mengenai kondisi kesehatannya melalui akun media sosialnya.
Dalam salah satu postingannya, Hilbram berbagi pengalaman tentang pertarungan melawan penyakit kanker yang ditemukan di ususnya. Ia berharap bahwa melalui proses kemoterapi, ia dapat mengatasi sel-sel kanker yang menyerang tubuhnya.
Kanker usus besar, yang juga dikenal sebagai kanker kolorektal, merupakan penyakit yang serius. Penyakit ini terjadi ketika sel-sel abnormal berkembang di dalam usus besar atau rektum seseorang.
Mengetahui lebih lanjut tentang penyakit ini penting untuk meningkatkan kesadaran akan gejala, pencegahan, dan pengobatan yang tepat.
Gejala kanker usus bisa berbeda pada setiap orang, sehingga kerap kali penyakit ini baru terdeteksi justru ketika kanker sudah menyebar.
Berikut tiga fakta seputar kanker usus, penyakit yang diderita Hilbram Dunar sebelum meninggal dunia.
1. Ciri-ciri kanker usus
Sakit perut
Hampir setiap orang pernah merasakan sakit perut, kembung, atau kram perut.
Namun jika kerap merasakan sakit perut yang tidak biasa atau terus-menerus dengan nyeri intens, baiknya jangan tunda berkonsultasi ke dokter.
Salah satu ciri-ciri kanker usus yang dirasakan penderita adalah sakit perut yang intens.
Ada darah dalam tinja
Buang air besar (BAB) mengeluarkan darah bisa jadi gejala wasir atau masalah pada saluran pencernaan. Selain itu, darah dalam tinja juga bisa jadi ciri-ciri kanker usus besar.
Berat badan turun
Kemudian jika terjadi penurunan berat badan secara signifikan tanpa sebab yang jelas perlu diwaspadai.
Sebab, salah satu tanda kanker usus stadium lanjut adalah berat badan merosot tanpa sebab yang jelas.
2. Penyebab kanker usus
Dalam dunia medis, penyebab pasti kanker usus besar masih menjadi misteri, namun ada faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
Salah satunya adalah obesitas. Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker usus besar dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan yang ideal.
Baca Juga: Kabar Duka, Presenter Hilbram Dunar Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology pada tahun 2018 menemukan bahwa risiko terkena kanker usus besar sebelum usia 50 tahun semakin besar seiring dengan tingkat obesitas seseorang.
Selain itu, kanker usus besar sering kali dimulai dengan adanya polip usus. Polip adalah pertumbuhan abnormal yang terbentuk di dalam usus besar. Meskipun polip tidak selalu menjadi kanker, namun beberapa jenis polip dapat menjadi awal dari terjadinya kanker.
Tingkat kematian akibat kanker usus besar cukup tinggi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dirangkum dalam Globocan tahun 2018, kanker kolorektal menempati peringkat kedua tertinggi pada pria di Indonesia dengan jumlah pasien mencapai 30.017 (8.6 persen).
Salah satu penyebab tingginya angka kejadian kanker usus besar adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap gejala awal, terutama yang berkaitan dengan masalah pada kebiasaan buang air besar.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih memperhatikan tanda-tanda awal penyakit ini dan melakukan pemeriksaan secara rutin guna deteksi dini.
3. Pengobatan kanker usus
Pengobatan kanker usus besar dilakukan sesuai stadium atau tingkat keparahan kanker.
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker di usus besar. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebaran kanker.
Operasi dilakukan dengan memotong dan mengangkat bagian usus besar yang terkena kanker beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya.
Selain memotong usus besar, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening yang sudah terkena penyebaran sel kanker.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan metode pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Jenis obat kemoterapi untuk kanker usus besar antara lain fluorouracil dan leucovorin, oxaliplatin dan irinotecan.
Radioterapi
Metode lain yang bisa digunakan untuk mengobati kanker usus adalah radioterapi.
Metode ini adalah penggunaan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel kanker.
Sinar ini bisa dipancarkan dari alat di luar tubuh (radioterapi eksternal), atau dari alat yang dipasang dekat lokasi kanker (radioterapi internal).
Baca Juga: Presenter Hilbram Dunar Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini
Sumber : Kompas TV, Tribun News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.