JAKARTA, KOMPAS TV - Tanggal 20 Maret dikenal sebagai Hari Dongeng Sedunia, yang dirayakan setiap tahunnya di seluruh dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita yang tidak sepenuhnya benar-benar terjadi, khususnya dalam menggambarkan peristiwa masa lalu.
Walaupun tidak benar-benar terjadi, jalan cerita yang menarik membuat dongeng menjadi favorit di kalangan anak-anak.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa dongeng yang sering diceritakan, seperti Dongeng Sangkuriang, Roro Jonggrang, Malin Kundang, Legenda Danau Toba, dan kisah tentang Timun Mas.
Lalu, bagaimana sejarah dari Hari Dongeng Sedunia?
Mengutip dari Days of The Years, sejarah Hari Dongeng Sedunia dimulai di Swedia pada tahun 1991, ketika mereka merayakan Alla Berattares Dag (Hari Semua Pendongeng) yang diadakan pada saat ekuinoks Maret.
Perayaan tersebut kemudian menyebar ke seluruh dunia, dan pada tahun 1997, sudah merambah ke Australia dan Amerika Latin, serta menjangkau seluruh wilayah Skandinavia pada tahun 2002.
Baca Juga: Komunitas Kampung Dongeng di Samarinda Ajarkan Anak-Anak Mendongeng hingga Permainan Biola
Pada tahun 2009, perayaan Hari Dongeng Sedunia pertama kali diadakan di enam benua, dan tanggal 20 Maret ditetapkan sebagai Hari Dongeng Sedunia.
Perayaan ini kini berlangsung setiap tahun dengan berbagai tema yang berbeda.
Tujuan dari perayaan ini adalah untuk merayakan seni mendongeng lisan, serta mendorong lebih banyak orang untuk menceritakan dan mendengarkan cerita dalam bahasa mereka sendiri.
Mengutip dari BBC, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa manfaat sering dibacakan sebagai seorang anak jauh melampaui keterampilan literasi, sebagai berikut.
Membacakan dongeng untuk anak-anak dapat memperkenalkan mereka pada tempat-tempat yang jauh, tokoh-tokoh luar biasa, dan situasi yang menginspirasi. Hal ini dapat membantu memperluas dan memperkaya pandangan dunia mereka.
Baca Juga: Melestarikan Budaya Sunda dengan Pagelaran Dongeng Sunda Interaktif
Membacakan dongeng untuk anak-anak juga dapat menjadi cara yang efektif untuk membantu mereka belajar menghadapi situasi kehidupan nyata yang perlu mereka tangani.
Jalan cerita yang terkandung dalam dongeng bisa mengajarkan nilai-nilai, keterampilan sosial, dan cara-cara untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmuwan telah menemukan bahwa anak-anak yang secara rutin dibacakan buku fiksi merasakan kemudahan dalam memahami orang lain.
Mereka menunjukkan tingkat empati yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain dengan lebih baik.
Baca Juga: Mendengarkan Dongeng Sambil Menunggu Waktu Berbuka
Para peneliti telah menemukan bahwa aktivitas otak yang terjadi ketika membaca fiksi sangat mirip dengan pengalaman langsung mengalami situasi tersebut dalam kehidupan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa membaca fiksi dapat membantu anak menghadapi dunia nyata dengan lebih baik.
Membaca tentang suatu situasi dapat membantu anak-anak mencari cara untuk menyelesaikannya dalam kehidupan nyata.
Dengan membaca cerita-cerita yang memperkenalkan berbagai tantangan dan solusi, anak-anak dapat belajar dan mengembangkan keterampilan untuk menghadapi situasi serupa dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber : Days of The Years, BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.