Selain itu, kandungan epicatein dalam cokelat juga dianggap dapat mengurangi risiko gangguan fungsi otak yang dapat berkontribusi pada demensia atau pikun.
Kandungan antioksidan dalam cokelat diyakini dapat membantu mencegah kerusakan sel, yang dapat menjadi penyebab kanker.
Baca Juga: Tiwul Kekinian Dengan Aneka Rasa, Mulai dari Coklat Hingga Green Tea
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat secara rutin dapat menurunkan risiko kanker. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami dan mengkonfirmasi efek anti-kanker dari cokelat.
Kandungan flavonoid dalam cokelat diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah, yang menjadikannya sebagai makanan yang potensial untuk melindungi jantung dan mencegah penyakit stroke.
Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi efektivitas cokelat dalam pencegahan stroke.
Penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi cokelat sebelum atau setelah makan dapat menciptakan rasa kenyang, mengurangi keinginan untuk makan, dan membantu mengontrol nafsu makan.
Sehingga hal ini dianggap bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal.
Baca Juga: Ternyata Cokelat yang Diberikan saat Valentine Berasal dari Biji yang Pahit, Benarkah? | SINAU
Cokelat diyakini memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, mengurangi risiko pengendapan kolesterol di pembuluh darah, dan potensial untuk mencegah penyakit jantung dan stroke.
Namun, perlu dicatat bahwa manfaat ini masih perlu dikonfirmasi melalui penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar untuk memastikan keefektifannya.
Sumber : Gramedia.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.