JAKARTA, KOMPAS.TV - Stunting dan gizi buruk menjadi sorotan setelah disinggung dalam debat calon presiden (capres) Pemilu 2024, Minggu (4/2/2024).
Saat itu, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto harus memahami perbedaan stunting dan gizi buruk.
Hal ini berkaitan program makan siang gratis yang dikampanyekan Prabowo dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka yang disebut untuk mencegah stunting dan gizi buruk.
Ganjar mengaku tidak setuju dengan Prabowo bila program makan siang diberikan kepada anak-anak untuk mencegah stunting karena sudah terlambat.
Menurut Ganjar, pencegahan stunting semestinya dilakukan sejak anak berada dalam kandungan.
Baca Juga: Apa Itu Stunting dan Bagaimana Cara Mencegahnya? Disebut Prabowo dan Ganjar dalam Debat Capres 2024
"Kalau (untuk mengatasi) gizi buruk, Bapak (Prabowo-red) memperbaiki boleh, jadi jangan sampai confused (bingung-red) antara stunting dan pemberian makan, Pak. Jadi makannya jangan banyak-banyak, nanti kekenyangan, jangan sampai nanti terjadi obesitas, ini lebih bahaya lagi nanti," kata Ganjar
Lantas, apa perbedaan stunting dan gizi buruk?
Melansir laman Siloam Hospital, stunting dan gizi buruk merupakan kondisi ketika anak kekurangan nutrisi.
Namun, dua kondisi ini memiliki perbedaan jika dilihat dari beberapa aspek, di antaranya definisi, faktor penyebab, ciri-ciri, hingga langkah pencegahannya.
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak pada 1000 Hari Pertama Kelahiran.
Sementara, gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan menurut panjang atau tinggi badan anak (BB/TB) lebih rendah daripada rentang angka normal anak seusianya.
Kedua kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Gizi buruk dapat menyebabkan masalah seperti berat badan rendah, kelemahan otot, masalah pencernaan, dan kerusakan organ.
Adapun stunting dapat menyebabkan masalah perkembangan fisik dan kognitif, masalah kesehatan kronis, dan risiko kematian yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kala Ganjar Tak Setuju Makan Siang Gratis Cegah Stunting dari Prabowo: Nanti Terjadi Obesitas
Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama, terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.
Bagi UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Sementara, gizi buruk disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat ketimbang stunting. Kekurangan asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu membuat berat badan anak turun dan memicu timbulnya gizi buruk.
Ciri-ciri stunting adalah gangguan tumbuh kembang, ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek atau tidak sesuai dengan standar tinggi badan anak seusianya. Gejala tersebut biasanya mulai terlihat saat anak berusia 2 tahun.
Sedangkan, gizi buruk dapat menimbulkan gejala yang lebih luas, namun utamanya adalah anak tampak sangat kurus.
Saat dipetakan dalam kurva pertumbuhan anak, berat badan menurut panjang atau tinggi badan anak gizi buruk lebih rendah jika dibandingkan dengan anak seusianya, atau ukuran lingkar lengan atas (LiLA) cenderung kecil.
Baca Juga: Prabowo Tanya soal Program Makan Gratis untuk Cegah Stunting, Ganjar Tidak Setuju karena Terlambat
Pencegahan stunting dilakukan ada usia 1.000 hari pertama kehidupan (mulai dari masa awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun), asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil.
Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya.
Ibu juga dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan guna membantu memenuhi kebutuhan gizinya pada usia tersebut.
Setelah periode pemberian ASI eksklusif selesai, pemberian MPASI pun harus diperhatikan kandungan nutrisinya.
Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan.
Sementara anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan. Jadi, pastikan si kecil mendapat asupan protein yang cukup sejak ia pertama kali mencicipi makanan padat pertamanya.
Anak yang stunting berpotensi tidak bisa memperoleh kembali tinggi badan normal. Selain itu, juga lebih rentan terserang penyakit, kehilangan kesempatan untuk belajar, memiliki prestasi sekolah yang kurang baik, serta tumbuh menjadi kelompok individu yang tidak mampu secara ekonomi.
Di sisi lain, apabila tidak segera ditangani dengan tepat, gizi buruk berisiko menyebabkan gangguan tumbuh kembang, gangguan fungsi kognitif, dehidrasi berat, hipotermia, anemia, terserang penyakit infeksi berat, hingga kematian (pada kasus yang lebih parah).
Sumber : Kompas TV, Siloam Hospital, kemkes.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.