Tentu menjadi keprihatinan besar ketika penyakit yang begitu berbahaya dan mematikan bisa dengan mudah menyebar.
Konsumsi daging anjing dapat menyebabkan resistensi antibiotik atau ketidakmampuan tubuh manusia untuk merespons antibiotik.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa anjing yang dikonsumsi sering diberi antibiotik selama hidupnya untuk mencegah penyakit.
"Di peternakan anjing, banyak anjing hidup dalam kondisi penahanan yang rapat, di bawah kondisi stres, dan biasanya diberi makan makanan yang tidak mencukupi dan berkualitas buruk. Faktor-faktor ini menyebabkan peningkatan tingkat penyakit menular dan tingginya tingkat kematian. Dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit dan memaksimalkan produktivitas, ada bukti bahwa para peternak resort beralih ke penggunaan antibiotik dan vaksin secara berlebihan tanpa pandang bulu," menurut organisasi penyayang binatang Change for Animals Foundation.
Baca Juga: Protes Larangan Penjualan Daging Anjing, Produsen Ancam Lepas 2 Juta Ekor di Kantor Presiden Korsel
Peningkatan penggunaan antibiotik ini menyebabkan munculnya superbug. Superbug menimbulkan ancaman besar terhadap kesehatan manusia secara global, seperti yang ditemukan dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Review on Antimicrobial Resistance.
Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa infeksi yang resisten terhadap obat dapat menyebabkan tambahan 10 juta kematian per tahun pada tahun 2050 jika langkah-langkah tidak diambil untuk mengurangi penggunaan berlebihan antibiotik.
Meskipun industri daging anjing bukan satu-satunya penyumbang peningkatan bakteri resisten antibiotik, kontribusinya tidak boleh diabaikan.
Banyak penyakit dan infeksi terkait dengan daging anjing dapat membahayakan kesehatan manusia.
Direktur Regional Komisi Pemeriksaan Daging Nasional Filipina mengakui kurangnya pemeriksaan terhadap daging anjing, dan sayangnya, hal ini juga menjadi kecenderungan di Tiongkok, seperti yang diungkapkan oleh Qin Xiaona, Presiden Asosiasi Kesejahteraan Hewan Ibu Kota.
Potensi infeksi dari daging anjing meliputi parasit seperti E. Coli 107 dan salmonela. Ada pula risiko penyebaran infeksi bakteri seperti antraks, bruselosis, hepatitis, dan leptospirosis melalui daging ke manusia.
Bakteri yang terkait dengan kolera juga dapat dengan mudah menyebar dan berkembang melalui proses pengangkutan dan pemotongan massal anjing untuk konsumsi.
Setelah wabah kolera massal di Vietnam, perwakilan WHO, Jean-Marc Olive, memperingatkan bahwa mengonsumsi daging anjing atau makanan lain dari tempat yang menyediakannya dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri tersebut hingga 20 kali lipat.
Selain itu ada pula Trichinellosis, parasit zoonosis yang dapat ditularkan dari anjing ke manusia melalui konsumsi daging terinfeksi.
Parasit ini dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, mengakibatkan perdarahan pada kuku dan mata, serta kelemahan otot yang parah. Jika tidak diobati, trichinellosis dapat berakibat fatal.
Baca Juga: Korea Selatan Larang Produksi dan Konsumsi Daging Anjing, Peternak dan Pelaku Bisnis Unjuk Rasa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.