GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Gili Trawangan di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu destinasi wisata pilihan wisatawan untuk menyaksikan momen pergantian tahun dari 2023 ke 2024.
Ini ditandai dengan makin banyaknya wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang mengalir masuk ke Gili Trawangan sepekan belakangan.
Namun, tahukah Anda, ada sejumlah fakta unik tentang Gili Trawangan, baik yang umum diketahui maupun yang tak banyak diketahui orang.
Di Gili Trawangan, tak ada kendaraan bermotor, kecuali mobil atau motor roda tiga untuk mengangkut sampah. Kendaraan utama di pulau ini yakni cidomo atau andong untuk mengangkut turis dan warga, serta sepeda.
Beberapa bulan belakangan, sempat timbul kegaduhan terkait polemik menyoal sepeda gayung, sepeda listrik hingga motor listrik. Dinas Perhubungan setempat bahkan sempat menyita puluhan sepeda listrik dan motor listrik yang tak memiliki izin penyewaan bagi para turis.
Minimnya kendaraan bermotor di Gili Trawangan berarti pulau yang bebas polusi! Warga dan pengunjung juga jadi lebih sehat karena terbiasa berjalan kaki atau naik sepeda ke mana-mana.
Kebanyakan toko dan warung di Gili Trawangan mewajibkan para pelanggan yang datang untuk melepas alas kaki mereka dan meletakkannya di muka toko. Hal ini agar para pemilik maupun pengelola toko bisa tetap menjaga kebersihan toko mereka dengan maksimal demi kenyamanan bersama.
Di depan toko, biasanya terpampang tulisan “Please take off your shoes/sandal” agar para pelanggan, baik turis maupun warga setempat melepas alas kaki mereka sebelum masuk.
Kendati aktivitas pantai dan laut menjadi tujuan utama para wisatawan menghabiskan waktu, wisatawan perempuan ternyata dilarang mengenakan bikini. Namun, larangan ini hanya berlaku di jalanan kampung di Gili Trawangan.
Saat memasuki area perkampungan, wisatawan berbikini diimbau mengenakan outer atau luaran demi menjaga kesopanan dan ketertiban bersama. Plang berisi imbauan ini banyak terpasang di area perkampungan di Gili Trawangan.
Kusir-kusir cidomo diwajibkan membersihkan kotoran kuda yang jatuh di jalanan Gili Trawangan. Apabila ada ceceran kotoran kuda, maka ada semacam aturan tidak tertulis bahwa pengguna jalan ‘berhak’ memalang jalan hingga tak bisa dilalui cidomo, sampai kotoran kuda itu dibersihkan oleh kusir cidomo selanjutnya yang hendak melintasi jalan itu.
Cidomo juga dilarang ngebut saat melintasi jalan demi menghindari kecelakaan.
Koperasi Janur Indah, paguyuban yang menaungi para kusir cidomo, bahkan mempersilakan warga yang mendapati kusir ngebut atau tak membersihkan kotoran kuda untuk melapor. Ini merupakan salah satu perwujudan kesadaran wisata dari para pelaku pariwisata.
Wisatawan pencinta aktivitas laut bisa berfoto mengendarai vespa dalam laut. Vespa yang dipasang di dalam laut ini merupakan bagian dari instalasi biorock yang digagas Gili Eco Trust, organisasi pemerhati lingkungan di Gili Trawangan.
Teknologi biorock sendiri merupakan teknologi yang memanfaatkan arus listrik rendah untuk mempercepat pertumbuhan terumbu karang.
Vespa bawah laut ini terletak di selatan dermaga Gili Trawangan di kedalaman sekitar 1,5 hingga 2 meter. Jika arus dan angin tak sedang kencang, wisatawan bisa snorkling sembari menyelam untuk berfoto di atas vespa di dalam laut. Tetap hati-hati, ya!
Gili Trawangan adalah pulau yang ramah kucing. Hampir selalu ada kucing di setiap sudut pulau. Donasi makanan gratis bagi stray cats atau kucing-kucing jalanan juga banyak dilakukan oleh warga setempat maupun warga ekspatriat yang tinggal di pulau ini.
Sementara, tak ada penampakan anjing di pulau yang pantainya bisa dikelilingi dengan berjalan kaki selama 1 hingga 1,5 jam ini.
Rupanya, ketiadaan anjing ini memang termuat dalam awiq-awiq atau aturan adat di Gili Trawangan. Di pulau yang dihuni mayoritas penduduk muslim ini, keberadaan anjing memang tidak diperbolehkan.
Namun, bukan berarti anjing sama sekali tak pernah ada. Menurut pengakuan Rohayani, salah seorang warga Gili Trawangan, dulunya anjing hidup dan tinggal di Gili Trawangan. “Dulu sekitar tahun 80 - 90-an, anjing tinggal di sini. Tapi entah kenapa, mereka mati satu (demi) satu. Mungkin ndak tahan dengan air asin di sini,” ujarnya pada Kompas.tv beberapa waktu lalu.
Pada sekitar 2015, penulis juga sempat mendapati seorang warga ekspat yang tinggal di Gili Trawangan memelihara dua ekor anjing di kapal miliknya yang diparkir di tengah laut. Pada awal 2020, dua orang turis asing yang datang berkunjung bahkan sempat membawa seekor anjing chihuahua masuk ke Gili Trawangan. Rupanya, turis asing ini belum mafhum akan aturan larangan anjing di pulau itu.
Julukan party island alias pulau party memang lekat dengan Gili Trawangan. Hampir tiap malam, bar-bar sepanjang jalan utama di pinggir pantai Gili Trawangan menggelar party.
Namun, tahukah Anda, tiap bar besar ternyata memiliki jadwal malam party masing-masing. Selain untuk menghindari kesenjangan sosial dan ekonomi, penjadwalan malam party yang disepakati bersama oleh para pemilik usaha di Gili Trawangan ini tampaknya juga bertujuan agar pulau tak terlalu bising di malam hari.
Party besar bertajuk Full Moon Party biasanya digelar sekali dalam sebulan, dan waktunya menyesuaikan saat bulan purnama. Ada pula Dark Moon Party, yang digelar berkebalikan waktunya dengan bulan purnama.
Pada bulan puasa, waktu dan gelaran party biasanya dibatasi sesuai kesepakatan bersama. Demi menghormati bulan suci Ramadan, sejumlah bar bahkan menggelar silent party dengan menyediakan headphone bagi para pengunjungnya.
Demikian 7 fakta unik Gili Trawangan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.