Pihak taman nasional mencatat, nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektare. Akibat kebakaran itu, kawasan tersebut ditutup pada 6-18 September 2023.
Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih Rp216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp3,26 miliar, dan kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, Rp4,87 miliar.
Kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan. Proses pemadaman dilakukan pada 6-14 September 2023 dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.
Baca Juga: Jadwal Tambahan Kereta Cepat Whoosh Selama Akhir Pekan 20-22 Oktober 2023
Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, Bromo tercatat dikunjungi 318.919 wisatawan. Dari angka itu, 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan 8.501 wisatawan asing.
Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp4,85 miliar.
Saat ini, sabana Bromo sudah kembali menghijau. Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS Hendra menyampaikan, sebagian besar wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan sudah mulai ditumbuhi vegetasi melalui proses suksesi alam.
"Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan," kata Hendra, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Gara-gara Flare Prewedding, 989 Hektare Kawasan Bromo Terbakar, Kerugian Capai Rp8,3 Miliar
Meski begitu, masih ada beberapa titik yang memiliki vegetasi campuran terlihat hitam bekas sisa kebakaran hutan dan lahan.
Menurutnya, langkah penanaman pohon di kawasan tersebut, akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.
"Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat," sebutnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.