JAKARTA, KOMPAS.TV - Viral di media sosial sebuah video yang menyebutkan bahwa suntik putih dapat memicu terjadinya autoimun. Unggahan dari akun TikTok @anmelyani mengatakan bahwa pedangdut Cita Citata mengidap autoimun karena suntik putih.
Sebagai informasi, suntik putih adalah salah satu perawatan kulit yang banyak dilakukan oleh perempuan untuk mendapatkan kulit yang lebih cerah secara instan. Sedangkan, autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Dalam pemberitaan Kompas.com pada 21 Mei 2021, Cita Citata pernah mengaku menderita autoimun yang diakibatkan banyak konsumsi vitamin obat dan suntik.
Pelantung “Goyang Dumang” itu menjalani terapi akupuntur guna mengatasi autoimun yang diidapnya.
Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, 13 Tips Ini Menumbuhkan Rambut dengan Cepat dan Alami
Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Ismiralda Oke Putranti menjelaskan bahwa penderita autoimun sebenarnya sudah memiliki gen bawaan, hanya saja belum terekspos dan belum bermanifestasi klinis.
“Jika pada waktunya gen tersebut aktif, maka penyakit autoimun itu akan bermanifestasi klinis,” jelas Ismiralda, Sabtu (14/10/2023).
Vitamin dan antioksidan lain sebenarnya bermanfaat untuk melindungi tubuh dari radikal bebas yang berlebihan akibat proses metabolisme tubuh dan reaksi lain. Antioksidan juga sebenarnya dapat membantu reaksi inflamasi yang terjadi bila reaksi autoimun muncul.
Ismiralda menjelaskan bahwa jika bahan suntik putih yang digunakan sebatas vitamin dan antioksidan, maka seharusnya aman diberikan kepada seseorang.
“Namun, tetap saja harus di bawah pengawasan dokter pemberiannya,” jelas ia.
Yang menjadi masalah adalah jika dosis suntik putih yang diberikan terlalu tinggi atau pemakaiannya terlalu sering, maka akan memberikan dampak yang tidak baik.
Terlebih, pada obat suntik putih instan yang berisiko mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti merkuri yang dapat memicu kerusakan organ hingga kanker.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk pintar memilih jenis perawatan. Pasalnya, ini berkaitan dengan kondisi kesehatan kita, bukan hanya segi estetika semata.
"Apapun yang akan dilakukan pada tubuh kita sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu ke ahlinya. Jangan sembarangan membeli obat sendiri atau melakukan perawatan dan pengobatan dari orang yang tidak kompeten. Jadilah konsumen yang cerdas," terang dia.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Bintik-Bintik pada Wajah, dari Pengobatan Alami hingga Laser
Lebih lanjut, Ismiralda menjelaskan bahwa penyakit autoimun biasanya disebabkan karena adanya kelainan genetik. Namun, ada beberapa faktor yang memicu munculnya penyakit ini hingga membuat sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.
Autoimun berkembang ketika sistem imun salah menilai sel sehat sebagai ancaman atau zat asing. Akibatnya, muncul serangkaian gejala yang membuat penderitanya tak nyaman.
Ismiralda mengatakan bahwa tanda dan gejala dari autoimun sendiri berbeda-beda, tergantung dari organ mana yang terkena.
"Tandanya beda-beda tergantung bagian atau organ yang terkena. Penyakit autoimun di kulit mulai dari psoriasis, pemfigus, lupus, scleroderma, dan lainnya," pungkasnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.