JAKARTA, KOMPAS TV – Baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan di media sosial mengenai gender netral atau yang biasa dikenal sebagai non-biner.
Hal ini juga berkaitan dengan berita mahasiswa Universitas Hasanuddin yang sempat dikeluarkan dari ruangan setelah mengaku bahwa dirinya bergender netral.
Tidak hanya itu, Nayla, anak dari Nadya Hutagalung dikabarkan juga mengaku bahwa dirinya bergender netral, bukan lagi perempuan seperti sebelumnya dan mengganti nama panggilannya menjadi Alex.
Tidak hanya di Indonesia, penyanyi berkebangsaan Amerika Serikat, Demi Lovato juga mengaku bahwa dirinya bukanlah seorang laki-laki atau perempuan, tetapi gender netral, sehingga mengganti nama panggilannya dari she/her (dia untuk orang yang berjenis kelamin perempuan), menjadi they/them (mereka).
Berita tersebut tentunya menjadi perbincangan yang hangat, meskipun istilah gender netral ini sebenarnya sudah ada di Indonesia, tepatnya di Sulawesi Selatan.
Dilansir Kompas.com, masyarakat Bugis mengenal lima gender, di antaranya adalah laki-laki, perempuan, calalai (dilahirkan dengan berjenis kelamin Perempuan, tetapi mengambil peran Laki-laki), calabai (dilahirkan dengan berjenis kelamin laki-laki, tetap mengambil peran perempuan), dan bissu (bukan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, tetapi mewakili keseluruhan gender).
Meskipun di Indonesia istilah ini bukanlah sesuatu hal yang baru, namun masih banyak masyarakat yang asing dengan istilah ini.
Dikutip dari Medical News Today, berikut ini adalah pengertian dari istilah gender netral dan perbedaan dengan gender lainnya.
Gender netral atau non-biner adalah istilah seseorang yang menggambarkan diri mereka tanpa mengidentifikasikannya sebagai laki-laki atau perempuan. Biasanya mereka menentukan identitas, perasaan yang kuat, dan pengalaman gendernya sendiri.
Konsep ini terpisah dengan orientasi seksual seseorang maupun jenis kelamin yang telah ditetapkan sejak lahir. Pada praktiknya, ada yang mengaitkan gender netral ini dengan agender, androgini, maupun genderqueer, sehingga masih banyak orang yang kebingungan untuk membedakan dan mengaplikasikannya.
Cara terbaiknya adalah memastikan langsung kepada yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana mereka ingin diidentifikasi dan terminologi apa yang harus dipakai.
Baca Juga: Puan Maharani Menangis saat Curhat Soal Kesetaraan Gender di Politik Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Sari L Reisner dan Jaclyn M W Hughto pada tahun 2019 seperti yang dipublikasikan dalam PloS One, menyatakan bahwa konsep gender netral ini bermulai pada gagasan bahwa identitas gender berada dalam sebuah spektrum, bukan sebagai oposisi biner, sehingga orang dapat mengidentifikasikan diri mereka di dalam, atau bahkan di luar spektrum ini.
Seseorang yang memiliki identitas non-biner mungkin merasa bahwa identitas dan pengalaman gendernya telah mencakup aspek dari laki-laki atau perempuan.
Faktanya banyak orang tidak sepenuhnya memahami apa yang dimaksud dengan identitas non-biner. Hal ini didukung oleh sebuah survei yang dilakukan oleh Sandy E James, Jody L Herman, Susan Rankin, Mara Keisling, Lisa Mottet, dan Ma’ayan Anafi pada tahun 2015.
Survei tersebut menunjukan bahwa 86% responder non-biner tidak mengoreksi orang yang salah mengartikan mereka karena terlalu banyak orang yang tidak mengerti sehingga mereka tidak mencoba menjelaskannya.
Beberapa penelitian juga mulai membahas konsep identitas non-biner secara rinci, termasuk dalam konteks sosial politik.
Namun beberapa ulasan masih perlu diadakan lebih banyak penelitian di lapangan, terutama mengenai ketidakadilan dalam dukungan kesehatan fisik dan mental.
Jika gender netral menggambarkan dirinya tanpa mengindentifikasikannya sebagai dua gender (laki-laki atau perempuan), sebaliknya orang yang memiliki identitas biner mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan jenis kelamin saat lahir.
Dokter menentukan jenis kelamin yang diberikan saat lahir dengan menilai faktor fisik bayi, seperti anatomi organ reproduksi eksternal, dan menentukan apakah mereka termasuk dalam kategori pria atau wanita. Hal ini juga dikenal sebagai biner jenis kelamin.
Non-biner adalah istilah umum yang menggambarkan bahwa identitas gender tidak hanya laki-laki atau perempuan, tetapi bisa keduanya.
Sedangkan, transgender mengacu pada seseorang yang tidak mengidentifikasikan dirinya dengan jenis kelamin yang telah ditetapkan dari lahir.
Baca Juga: Putin Teken UU Anti-LGBT Terbaru Rusia: Ganti Kelamin Dilarang, Transgender Tak Bisa Adopsi Anak
Orang yang Interseks memiliki anatomi tubuh atau gen yang tidak sesusai dengan jenis kelamin yang ditetapkan sejak lahir. Namun, orang yang Interseks dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai identitas non-biner.
Meskipun kebanyakan orang yang interseks mengidentifikasikan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan yang bisa jadi disebabkan oleh normalisasi yang dilakukan saat masih bayi.
Sumber : Kompas.com/Medical News Today/PloS One
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.