JAKARTA, KOMPAS TV - Pencemaran udara di DKI Jakarta akhir-akhir makin menjadi masalah. Bahkan menyebabkan gangguan kesehatan.
Ya, kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut.
Jangan dianggap remeh, sebab ISPA bisa menyerang siapa saja apalagi bila kondisi tubuh sedang menurun.
Simak saja data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, yang mencatat sekitar 100.000 warga di Jakarta menderita infeksi saluran pernapasan akut setiap bulannya.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, jumlah tersebut berdasarkan rata-rata kasus terkait ISPA yang ditemukan.
Baca Juga: Hati-hati, Polusi Udara Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental
ISPA adalah singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut. ISPA adalah infeksi yang menyerang tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
ISPA merupakan kondisi yang sangat menular dan cenderung menjadi epidemi dan pandemi.
Dilansir dari National Institutes of Health (NIH), ISPA diklasifikasikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas (URI) atau infeksi saluran pernapasan bawah (LRI).
Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari saluran udara dari lubang hidung ke pita suara di laring, termasuk sinus paranasal dan telinga tengah.
Sementara saluran pernapasan bagian bawah meliputi kelanjutan saluran udara dari trakea dan bronkus ke bronkiolus dan alveoli.
ISPA tidak terbatas pada saluran pernapasan dan memiliki efek sistemik karena kemungkinan perluasan infeksi atau toksin mikroba, peradangan, dan penurunan fungsi paru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, beberapa bakteri yang umumnya menjadi penyebab ISPA di antaranya adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Chlamydia spp, dan Mycoplasma pneumoniae.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, ISPA bisa disebabkan lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan rakhitis.
Bakteri agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut termasuk streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella, dan Corynebacterium.
Sementara virus penyebab ISPA termasuk myxovirus, adenovirus, coronavirus, Picornavirus, Myxoplasma, Herpesvirus, dan lain-lain.
Virus dan bakteri tersebut biasanya masuk melalui hidung dan mulut. ISPA bisa menular dari satu orang ke orang lain, melalui sentuhan, bersin, atau batuk.
Mengutip dari laman Kemkes.go.id, berikut ini adalah gejala, perawatan, pencegahan, dan cara agar tidak menular ISPA ke orang lain:
Gejala ini sering muncul tiga hari setelah paparan dan bertahan antara 7-10 hari, namun pada beberapa orang bisa bertahan hingga tiga minggu.
Baca Juga: 5 Obat Alami Gejala ISPA Ringkan Akibat Polusi Udara
Apabila kondisinya tak lekas membaik dengan pengobatan rumahan tersebut, Kemenkes RI berpesan untuk segera periksa ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.