BALI, KOMPAS.TV - KRA, bocah usia 5 tahun asal Buleleng Bali meninggal dunia usai digigit anjing peliharaannya yang diduga sudah terinfeksi rabies pada Kamis (15/6/2023).
Kerabat almarhum yang bernama Jero Made Santika (43) menyampaikan bahwa KRA mengalami rabies akibat gigitan anjing sekitar satu bulan yang lalu pada bagian lengan kiri.
Sang bocah diceritakan sedang bermain sendirian di halaman rumahnya. Namun secara tiba-tiba anjing peliharaannya datang dan menggigit lengan kirinya.
Dianggap hanya berupa goresan kecil, orang tua KRA hanya membersihkan lukanya dan tidak langsung dibawa ke rumah sakit.
Keadaan KRA usai digigit anjing masih baik-baik saja, namun pada Sabtu (10/6) pekan lalu, bocah tersebut mulai mengalami gejala rabies, seperti tidak bisa minum air, nyeri menelan, gelisah, dan takut pada angin.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Buleleng, Sucipto mengatakan, KRA baru dibawa ke RSUD Tangguwisia kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng, pada Minggu (11/6).
"Pasien memiliki riwayat digigit anjing kecil peliharaannya sendiri sekitar sebulan yang lalu pada lengan kiri dan menyebabkan luka gores. Saat itu lukanya hanya dicuci dengan sabun dan air," kata Sucipto, Selasa (13/6), dikutip dari Tribun Bali.
Pihaknya pun menyayangkan berulangnya kejadian warga meninggal akibat rabies. Padahal ia mengatakan, pemerintah sudah memberikan imbauan serta informasi masif agar masyarakat memahami dan terhindar rabies.
Baca Juga: Jadi KLB, Kasus Rabies di Sikka NTT Meluas Hingga 12 Kecamatan!
"Diskes dengan jajaran kesehatan hingga di tingkat Puskesmas sudah menyiapkan vaksinasi di seluruh rabies center. Namun masyarakat masih mengabaikan bahaya rabies itu, ini terlalu meremehkan gigitan anjing sehingga seperti kasus ini," ujarnya.
Sucipto mengimbau masyarakat yang tergigit anjing agar segera dibawa ke rumah sakit atau melapor ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan dan vaksin anti rabies.
Melansir laman Kementerian Kesehatan, Sabtu (17/6), rabies adalah salah satu penyakit zoonosis, yang menular dari hewan ke manusia.
Hewan utama penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing dan kera. Di Indonesia rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila”.
Rabies adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus. Virus ini menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies.
Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 - 12 minggu. Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia, selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau didekat tempat gigitan.
Selanjutnya virus akan bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsinya. Sepanjang perjalanan ke otak, virus rabies akan membelah diri.
Selanjutnya sampai diotak dengan jumlah virus maksimal, kemudian menyebar luas ke semua bagian neuron. Virus ini akan masuk ke sel-sel limbik, hipotalamus, dan batang otak.
Sumber : Kompas TV, kemkes.go.id, Tribun Bali
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.