Menurut Iqbal, beberapa hal telah disiapkan oleh pemerintah Turki untuk menarik wisatawan. Mulai dari penyiapan fasilitas kesehatan berstandar internasional, hingga penyediaan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di bandara.
“Apa yang dilakukannya sekarang adalah memastikan di daerah-daerah wisatanya itu tersedia fasilitas kesehatan standar internasional. Rumah sakit-rumah sakit yang rasio jumlah kamar ICU nya lebih besar, ventilator lebih banyak. Dalam mempromosikan pariwisata, Turki tidak hanya mempromosikan destinasinya, tapi juga bahwa mereka sudah punya protokol yang lengkap di semua elemen sektor pariwisata ini, hotel, restoran, airport," ujar Dubes Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal.
"Policy-nya Turki, siapa pun yang datang ke Turki dan teridentifikasi positif di sini, maka dia akan dirawat oleh pemerintah Turki. Artinya ada risiko yang diambil pemerintah Turki. Kemudian di airport disiapkan PCR test. Jadi yang masuk ke Turki harus PCR test dulu dengan hasil keluar hanya 90 menit, ” ujarnya.
Selain itu, Turki juga memberlakukan sistem sertifikasi pada semua fasilitas pariwisata. Jadi protokol dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Sementara, untuk hotel dan sebagainya, saat ini sedang dalam proses sertifikasi. Hanya fasilitas bersertifikasi yang diizinkan untuk buka.
Beberapa syarat sertifikasi, yakni penyemprotan disinfektan pada kamar hotel secara regular dan tidak pernah dihuni dalam tiga bulan terakhir. Selain itu, tingkat hunian juga maksimal hanya ditempatu 60 persen dan tidak ada pekerja yang pernah terkena Covid-19.
Bagaimana dengan Indonesia?
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan agar gubernur, bupati, dan wali kota terus memonitor dan mengawal program pemulihan UMKM sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah berdestinasi wisata prioritas.
Hal itu disampaikan oleh Luhut dalam webinar “Penyediaan dan Akses Permodalan Bagi UMKM Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” yang digelar pada Jumat (12/6/2020).
Dalam pemulihan sektor pariwisata, Luhut juga mendorong peningkatan kontribusi dari turis domestik, semula 55 persen menjadi 70 persen.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Ordo RM Manuhutu, menyatakan bahwa pemerintah tengah mendorong sektor quality tourism, SDM pariwisata, dan atraksi lebih berkualitas.
“Kemenko Kemaritiman dan Investasi bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian PUPR akan mengembangkan program CHS atau Clean, Hygiene, and Safety,” ujar Ordo RM Manuhutu.
Protokol kesehatan di destinasi wisata juga menjadi hal yang diperhatikan oleh pemerintah. Menurut Ordo, saat ini draf regulasi mengenai hal tersebut sedang dirampungkan.
Membangun kepercayaan wisatawan pasca-pandemi menjadi kunci penting untuk mengembalikan sektor pariwisata.
Kepercayaan bisa didapat apabila pemerintah dan pelaku industri mampu memberikan jaminan bahwa tempat yang mereka kunjungi aman dari penyebaran virus corona.
Apalagi dengan rencana pemerintah untuk mendorong kedatangan wisatawan asing kelas A dan B yang tentu lebih pemilih, bagaimana membuat mereka percaya, tentu dengan regulasi yang jelas.
Beberapa hal yang dilakukan oleh Turki bisa dijadikan rujukan, misalnya sistem sertifikasi bagi akomodasi pariwisata, penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, hingga SDM yang berkualitas.
Pemerintah saat ini berencana membuka kembali destinasi wisata. Namun regulasinya masih digodok dan draft-nya pun belum secara gamblang dibuka ke publik.
Jangan sampai regulasi ini mirip lahirnya seperti regulasi menghadapi Corona: Lamban, penuh ketidakjelasan, dan saling berbenturan antar lembaga.
Menurut saya pribadi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat ini oleh pemerintah, yakni:
1. Mendorong keluarnya protokol yang jelas sebelum destinasi wisata kembali dibuka.
2. Memberikan sistem sertifikasi bagi pelaku industri. Hal ini akan membuat wisatawan yakin bahwa tempat wisata yang mereka datangi aman.
3. Memastikan seluruh sumber di sektor pariwisata sehat, bisa ditunjukkan dengan sertifikasi sehat yang dikeluarkan lembaga terkait.
4. Menyediakan fasilitas kesehatan berstandar internasional yang dapat dijangkau di lokasi lokasi wisata.
#Covid19 #Corona #Pariwisata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.