Namun, jika kasus Covid-19 masih tinggi, maka pembelajaran jarak jauh untuk pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah tetap dilanjutkan.
Skenario lainnya adalah pembukaan sekolah secara parsial sesuai kondisi daerah masing-masing. Semua keputusan terhadap skenario ini merujuk pada kajian Gugus Tugas Covid-19.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bahkan tak memungkiri jika sekolah baru akan dibuka kembali pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Menurut Muhadjir, dibandingkan sektor-sektor lain, sektor pendidikan kemungkinan akan menjadi yang terakhir dibuka dalam skenario kenormalan baru.
Proses pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara online kemungkinan masih akan terus dijalani dalam waktu lama. Setidaknya untuk jangka waktu enam bulan ke depan. Jika penyebaran Covid-19 telah terkendali sekali pun tidak ada jaminan anak-anak tidak akan tertular jika sekolah kembali dibuka.
Di sisi lain, metode pembelajaran online yang dilakukan saat ini merupakan crash program yang terpaksa diterapkan dalam masa pandemi. Metode ini tidak pernah dirancang sebelumnya, namun mendadak harus dilakukan dengan menggunakan kurikulum pendidikan yang didesain untuk pembelajaran tatap muka.
Akibatnya, capaian pendidikan tentu tidak sesuai dengan yang diharapkan. Materi pembelajaran yang harus disampaikan dengan alat peraga atau praktek, misalnya, harus disampaikan dalam keterbatasan interaksi dalam jaringan (online). Belum lagi bicara berbagai kendala teknis untuk menunjang pembelajaran online, seperti ketersediaan koneksi internet dan perangkat keras.
Boleh jadi pemerintah memutuskan untuk loncat ke new normal di sejumlah sektor meski indikator epidemiologi berkata sebaliknya. Namun, sektor pendidikan seharusnya tidak diperlakukan sama.
Keselamatan anak-anak sekolah bukan sesuatu untuk dipertaruhkan. Wacana sektor pendidikan sebagai yang terakhir dibuka harus didukung dengan kepastian tak ada resiko penularan yang dihadapi para siswa, baik di dalam maupun di luar pagar sekolah.
Karena itu, kini saatnya perspektif pendidikan di tengah pandemi diubah. Bukan lagi soal tarik-ulur protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Namun, bagaimana merancang kurikulum pendidikan jarak jauh dengan memberdayakan teknologi informasi.
Grand design seperti ini lah yang selama ini tidak pernah dimiliki. Sementara pandemi Covid-19 diperkirakan masih akan bertahan dalam waktu yang lama.
Lagi pula, seperti yang semula dinginkan Presiden Joko Widodo, penunjukkan Nadiem Makarim sebagai mendikbud diharapkan membawa sentuhan inovasi dan teknologi dalam dunia pendidikan Indonesia.
Butuh kecermatan dan kehati-hatian yang tinggi untuk menerapkan kenormalan baru di dunia pendidikan. Keselamatan anak-anak tetap harus dinomorsatukan.
Namun, hak anak-anak untuk memperoleh layanan pendidikan juga harus dipenuhi. Menjaga capaian pendidikan selama pandemi kini menjadi tantangan yang harus dihadapi.
*Johar Arief adalah jurnalis senior yang bekerja di KompasTV.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.