Kompas TV kolom opini

Bila Saya Anak Penguasa: Panduan Praktis Memanfaatkan Kelemahan Demokrasi dan Populisme

Kompas.tv - 18 Juli 2024, 10:59 WIB
bila-saya-anak-penguasa-panduan-praktis-memanfaatkan-kelemahan-demokrasi-dan-populisme
Ilustrasi tokoh penguasa. (Sumber: KOMPAS/JITET)

Populisme adalah teman terbaik kita. Gunakan isu-isu populer untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah yang sebenarnya. Ketika ekonomi sedang terpuruk, bicaralah tentang kebanggaan nasional atau ancaman dari luar negeri.

Mainkan sentimen rakyat dengan menyalahkan kelompok-kelompok tertentu atas semua masalah yang ada. Dengan cara ini, kita bisa terus memegang kendali tanpa perlu bekerja terlalu keras. Toh, siapa yang peduli dengan fakta?

Baca Juga: Resah dengan Praktik Demokrasi Saat Ini, Sejumlah Mahasiswa UIN Luncurkan Buku

Setiap kali muncul masalah besar, segera cari kambing hitam. Ini bisa berupa kelompok minoritas, negara asing, atau bahkan pihak oposisi. Bangun narasi bahwa kita sedang berjuang melawan musuh bersama yang mengancam keberlangsungan negara.

Dengan cara ini, rakyat akan lebih fokus pada musuh yang diciptakan daripada pada masalah-masalah yang sebenarnya.

Memastikan Keberlanjutan Dinasti

Untuk memastikan keberlanjutan dinasti, persiapkan diri sejak dini untuk menjadi penerus. Buatlah kampanye yang mengingatkan rakyat bahwa hanya keluarga kita yang bisa memimpin negara ini dengan benar.

Katakan bahwa tanpa kita, negara akan hancur. Sentimen ketakutan sangat efektif dalam mempertahankan kekuasaan. Biarkan rakyat tahu bahwa hanya kita yang bisa menyelamatkan mereka dari kehancuran.

Buatlah program-program pelatihan kepemimpinan bagi anggota keluarga sejak dini. Pastikan mereka mendapatkan pendidikan dan pengalaman yang cukup untuk meyakinkan publik bahwa mereka layak menjadi penerus.

Selain itu, bangun narasi yang kuat tentang keberhasilan dan jasa-jasa keluarga dalam memimpin negara. Dengan begitu, rakyat akan merasa bahwa keberlanjutan dinasti adalah satu-satunya pilihan yang masuk akal.

Menutupi Manuver dengan Kegiatan Sosial

Terakhir, untuk menutupi semua manuver, pastikan ada kegiatan sosial yang terlihat di publik. Buat kegiatan yang sinonim dengan nama keluarga penguasa. Mungkin sumbangan sembako di saat tertentu atau bantuan beasiswa bagi siswa kurang mampu atau hanya sekedar komentar di postingan yang sedang populer di media sosial.

Ini akan membuat rakyat berpikir bahwa kita benar-benar peduli, meskipun kenyataannya adalah upaya mempertahankan citra. Amal dan kebaikan, siapa yang bisa menolak?

Bangun yayasan atau lembaga amal atas nama keluarga. Selenggarakan acara-acara amal besar yang menarik perhatian media. Pastikan untuk selalu hadir dan tampil dalam acara-acara tersebut, sehingga rakyat melihat langsung keterlibatan kita.

Selain itu, manfaatkan media massa untuk mempublikasikan setiap kegiatan amal yang dilakukan. Dengan cara ini, citra kita sebagai pemimpin yang peduli akan selalu terjaga di mata publik.

Mengendalikan Opini Publik dan Media Massa

Mengelola opini publik dan media massa adalah seni yang sangat penting dalam mempertahankan kekuasaan. Pastikan kita memiliki tim humas yang kuat dan terlatih untuk menyebarkan narasi positif tentang kita dan keluarga.

Adakan konferensi pers secara rutin untuk mengumumkan pencapaian-pencapaian "besar" meskipun sebenarnya hanya hal-hal kecil. Kontrol media dengan memberikan akses eksklusif kepada jurnalis yang setia, sambil membatasi akses bagi mereka yang kritis.

Jangan ragu untuk menggunakan undang-undang atau tekanan politik untuk membungkam suara-suara yang berani menentang. Ingat, kendali atas media berarti kendali atas opini publik.

Selain itu, bangun hubungan baik dengan pemilik media besar. Berikan mereka insentif ekonomi atau akses khusus sebagai imbalan atas dukungan mereka.

Dengan cara ini, kita bisa memastikan bahwa media massa selalu mendukung narasi kita dan membantu menutupi setiap skandal atau kegagalan. Jika ada media yang berani mengkritik, gunakan tekanan hukum atau finansial untuk membuat mereka tunduk.

Dengan mengikuti panduan ini, kita bisa memastikan bahwa kekuasaan tetap berada di tangan kita dan keluarga kita. Demokrasi dan populisme memang penuh kelemahan, tetapi justru di situlah letak keindahannya. Jadi, bila saya anak penguasa, dunia akan menjadi tempat yang lebih indah—tentu saja utamanya bagi saya dan keluarga.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x