Oleh: Martian Damanik
Jurnalis KompasTV Penyuka Sepakbola
KOMPAS.TV - Real Madrid memang penguasa Liga Champions Eropa. 15 kali gelar juara, tak ada yang mendekatinya. Borussia Dortmund yang sempat merepotkan di final, akhirnya pun takluk.
Orang boleh pesimis ketika ditinggal Ronaldo, Gareth Bale, Casemiro, Karim Benzema atau Marco Asensio, bahkan Madrid akan redup.
Baca Juga: Gasperini dan Mimpi Buruk di Milan
Namun, ternyata makin menyala bersama Vinicius, Rodrygo, dan Federico Valverde. Terlebih dengan kehadiran dua pemain asli Daniel (Dani) Carvajal dan Nacho Fernandez.
Bagi Don Carlo, dua orang ini adalah jenderal lini pertahanan. Ban kapten pun milik keduanya. Sepeninggal Sergio Ramos atau Raphael Varane, tak ada pemimpin Madrid di lini belakang.
David Alaba memang seorang jenderal tapi sering cedera. Sama saja dengan Eder Militao. Antonio Rudiger tidak bertipe pemimpin.
Toni Kroos berpengaruh, sama seperti Luka Modri, tapi Madrid masih butuh figur kuat di belakang.
Di tangan Ancelotti figur pemimpin itu ada di Carvajal dan Nacho. Uniknya, Carvajal bukanlah pilihan utama sebagai bek kanan sebelum era Ancelotti.
Saking tidak dibutuhkannya, Carvajal sempat dibuang ke Bundesliga bersama Bayern Leverkusen.
Kedatangan Ancelotti pada 2013 jadi awal bangkitnya Carvajal. Dia dan Ancelotti sama-sama diperkenalkan sebagai rekrutan musim tahun itu.
"Sejujurnya saya tidak tahu apa-apa tentang kemampuan Dani (Carvajal), tetapi dia bek kanan berkualitas yang bermain penuh intensitas," kata Ancelotti sepekan setelah melatih Madrid.
Sebagai pemain binaan asli Madrid sejak umur 10 tahun, hanya Ancelotti lah yang memberinya kesempatan sebagai starter.
Sejak itu, Carvajal tidak tergantikan. Carvajal pun kini selevel legenda bek kanan El Real Michel Salgado atau Alvaro Arbeloa.
Puncaknya adalah gelar pemain terbaik atau MVP final Liga Champions 2024.
Saat tak ada yang mengira Carvajal tidak setinggi Rudiger atau Camavinga, tapi mampu menyundul umpan tendangan sudut Toni Kroos sebagai gol pertama ke gawang Dortmund di final kemarin.
Gol itu sekaligus melepaskan Madrid dari tekanan Dortmund yang bermain luar biasa. Carvajal juga adalah pemain yang berperan dalam gol tunggal Vinicius ke gawang Liverpool di final 2022.
Lain Carvajal lain Nacho. Pemain paling setia bersama Real Madrid. Sejak musim 2010/11 Nacho selalu jadi cadangan.
Mourinho sempat beberapa kali memercayainya sebagai starter, ketika Ancelotti datang Nacho tetap jadi cadangan. Karena begitu perkasanya Sergio Ramos dan Raphael Varane.
Baca Juga: Fakta-Fakta Real Madrid Juara Liga Champions: Semusim tanpa Kalah, Rekor Ancelotti si Raja UCL
Hebatnya Nacho, dia tidak hanya bisa sebagai bek tengah, sebagai bek kanan atau kiri bisa dilakoni alumni Akademi Real Madrid ini.
Saat Carvajal cedera, pelatih timnas Spanyol Julen Lopetegui memasukkan Nacho dalam skuad Piala Dunia 2018. Satu gol dicetaknya ketika melawan Portugal.
Di Real Madrid, Ancelotti memang mengutamakan Eder Militao, Rudiger dan David Alaba. Tapi bukan Ancelotti namanya kalau tidak mampu memberi peran baru kepada pemainnya.
Seperti mengubah posisi Andrea Pirlo dari Attacking midfield centre jadi Deep Lying Play Maker.
Di Chelsea, dia mengubah Florent Molouda dari seorang attacking midfield left jadi deep lying play maker.
Di Final lawan Dortmund, Alaba dan Militao cedera, Nacho lah yang jadi pemimpin. Bersama Kroos dan Carvajal, Nacho memimpin pemain-pemain muda Madrid.
Tak ada bekas-bekasnya Nacho pemain cadangan. Intersep, membaca permainan dan bahkan naik membantu serangan, setara dengan bek nomor satu di La Liga.
Baca Juga: Andreas Brehme, Jelmaan Brietner secerdas Beckenbauer
Saatnya memang bagi Nacho atau Carvajal untuk La Furia Roja di Euro 2024.
Ancelotti bilang hanya ada 2 tipe pemain belakang, yakni yang optimis dan pesimis. "Nacho adalah pemain optimis yang bisa berkonsentrasi selama pertandingan," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.