Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.tv
Saya bepacaran sejak awal kuliah sampai bekerja, dan itu hampir enam tahun lamanya. Selama waktu itu, terutama setelah bekerja, kami berdua walaupun masih pacaran mencoba untuk menabung bersama demi persiapan ke jenjang hidup berkeluarga.
Kami menyadari bahwa hidup berumah tangga itu bukan melulu atau cukup bermodalkan cinta belaka. Kebutuhan ekonomi, materi, kedewasaan pikiran, logika, kesehatan dan faktor lainnya juga sama pentingnya untuk melanggengkan keluarga yang berbahagia.
Selama masa pacaran tersebut, tabungan bersama yang kami jalankan adalah dalam bentuk investasi pada logam mulia atau perhiasan emas. Alasannya sederhana: harga emas cenderung naik atau stabil.
Sedangkan semua perabotan rumah tangga, tempat tidur, lemari, meja dan lainnya saya pesan dari dana pribadi pada perusahaan mebel kayu jati karena tahan lama.
Deposito adalah pilihan yang tepat ketika saya memutuskan nabung bareng pacar. Jelas dengan berbagai pertimbangan seperti belum memutuskan kota di mana kami tinggal, kantor seperti apa kami ditempatkan, beli rumah seperti apa untuk ditinggali dan lainnya.
Sebelum membuat keputusan seperti itu, tentunya saya juga sudah sangat memahami betul karakter, sifat, serta kepribadian pacar saya selama enam tahun kami jadian. Oleh karena itu, semua investasi bersama atau tabungan pun juga atas nama pacar saya karena saya percaya penuh kepadanya.
Saat itu tak ada ketakutan sama sekali seandainya kami putus di tengah jalan. Apa yang terjadi pada tabungan dan investasi kami berdua? Bagaimana pembagiannya bila itu terjadi? Masa baru pacaran sudah meributkan harta gono-gini?
Sejujurnya, saya tidak pernah memikirkan hal itu, juga klausul pembagiannya. Satu-satunya yang saya ingat, bila hal itu terjadi, saya akan memberikan secara ikhlas tanpa syarat semua investasi logam mulia dan tabungan deposito kepada pacar.
Pertanyaannya kini, apakah akhirnya kami berdua menuju pelaminan dan hidup bahagia selamanya atau benar belaka dugaan orang-orang saat itu: saya telah berspekulasi berani dan berinvestasi ceroboh. Bukannya bikin untung, eh, malah buntung.
Mungkin Anda sudah bisa menebaknya.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Nabung Bersama Pacar, Spekulasi Berani atau Investasi Ceroboh?"
Sumber : Kompasiana
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.