JAKARTA, KOMPAS.TV – Permainan tradisional belakangan sudah tak banyak dimainkan. Seiring perkembangan zaman, permainan tersebut tergantikan dengan gim yang ada di gawai.
Agar tak hilang dimakan zaman, berikut daftar permainan tradisional Indonesia tanpa alat yang bisa diajarkan ke anak-anak.
Bisa dimainkan dengan banyak orang, mulai dari anak-anak hingga remaja yang dilansir dari gramedia.com.
1. Petak umpet
Permainan petak umpet merupakan permainan tradisional yang sangat mudah dilakukan. Inti permainan ini adalah ada satu orang yang bertugas menemukan orang yang bersembunyi.
Orang yang pertama kali ditemukan saat bersembunyi, dinyatakan gugur dan akan bergantian dengan si pencari.
Permainan petak umpet ini bisa dilakukan minimal 2 orang, tapi akan lebih seru jika dimainkan dengan banyak pemain.
Sebelum petak umpet dimulai, biasanya pemain melakukan hompimpah untuk menentukan siapa yang akan menutup mata untuk mencari teman-teman yang akan bersembunyi.
Permainan ini bermanfaat untuk melatih dalam hal sosialisasi dengan teman, aktif, melatih sportifitas pada mereka yang menang atau kalah, berdiskusi, dan juga dapat menimbulkan perasaan senang.
2. Benteng/ gobak sodor
Permainan benteng merupakan permainan tradisional yang dimainkan oleh 2 kelompok. Masing-masing kelompok harus berjumlah genap, bisa terdiri dari 4 orang sampai 8 orang.
Masing-masing kelompok memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya berupa tiang, batu atau pilar yang digunakan sebagai markasnya.
Cara bermain dari permainan ini dimulai dengan majunya salah satu pemain dari salah satu benten untuk menantang para pemain dari benteng lainnya. Pemain dari benteng lainnya akan maju untuk mengejar.
Jika pemain dari benteng penantang dapat terkejar dan dapat disentuh oleh pemain lawan, maka pemain penantang dinyatakan mati.
Demikian seterusnya sampai terjadi saling kejar mengejar dari kedua benteng. Sampai salah satu benteng kehabisan pemain karena telah dimatikan dan bentengnya telah dikepung oleh lawannya.
Dalam permainan benteng ini, biasanya masing-masing anggota mempunyai tugas masing-masing. Seperti penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng.
Tujuan dari permainan ini yaitu untuk menyerang dan mengambil alih benteng lawan dengan menyentuh tiang benteng lawan dan meneriakkan kata “benteng”.
3. Kucing-kucingan
Permainan kucing-kucingan merupakan permainan tradisional masyarakat Jawa yang sudah dikenal sejak lama, sekitar tahun 1913.
Permainan kucing-kucingan ini seperti menceritakan kehidupan seekor kucing yang selalu kejar-kejaran dengan musuhnya seekor tikus.
Cara bermain permainan ini yaitu dipilih 2 orang, 1 orang menjadi kucing dan 1 orang menjadi tikus. Setelah ditentukan kucing dan tikusnya, pemain yang lainnya membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan, menjadi tikus dari kejaran sang kucing. Jadi, tikus harus menyelamatkan diri dari kejaran sang kucing.
Permainan ini seru dengan adanya aturan para tikus tidak bisa ditangkap jika sedang jongkok. Jika sedang jongkok dilarang berdiri sendiri kecuali dibantu teman untuk berdiri dengan menempelkan tangan kepada temannya.
Jika tikus tertangkap, tikus bergantian menjadi kucing selanjutnya. Permainan ini sangat seru jika dimainkan dengan banyak orang.
4. Ular naga
“Ular naga panjangnya bukan kepalang, berjalan-jalan selalu riang kemari. Umpan yang lezat, itulah yang dicari, ini dianya yang terbelakang”.
Nyanyian tersebut merupakan nyanyian khas dalam permainan tradisional ular naga.
Kenapa dinamai ular naga, karena dalam permainan ini pemainnya membentuk barisan yang panjang seperti ular.
Cara bermain permainan ini dimulai dari 2 orang yang membentuk gapura (kedua tangan pemain saling berpegangan di atas kepala) untuk dilewati barisan ular sambil bernyanyi lagu khas ular naga panjang.
Kemudian, dua orang yang menjaga jalan menangkap satu orang dari barisan ular yang melewatinya saat lagu habis.
Lalu, yang terperangkap tersebut memilih akan mengikuti tim A atau tim B. Setelah habis semua barisan ular, selanjutnya dimulailah perebutan anggota yaitu saling tangkap antar teman yang berbeda tim.
5. ABC Lima Dasar
ABC Lima Dasar adalah permainan tradisional tanpa alat yang dapat dengan mudah dimainkan oleh dua orang atau lebih.
Pemain secara serentak menunjukkan jari-jarinya, bebas berapa jari dari kedua tangan yang mereka inginkan.
Kemudian jumlah jemari yang muncul dihitung dan dilihat alfabet apa yang ada di urutan angka tersebut.
Misalnya jumlah jari yang menucul ada lima, maka alfabetnya adalah "E". Lalu setiap pemain harus menyebutkan nama yang disepkati sebeumnya, seperti naman buah, hewan, negara, dan sebagainya yang dimulai dengan huruf tersebut.
Orang yang menyebutkan sedikit nama, atau tak bisa menyebutkan nama dari huruf yang muncul dianggap kalah.
Bermain dengan mainan-mainan tradisional memiliki banyak manfaat untuk anak. Berikut ini beberapa di antaranya, meningkatkan intuisi, melatih kemampuan berkomunikasi. merangsang kreativitas anak, menyehatkan badan, mengurangi risiko stres pada anak dan sebagainya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.