Para ahli luar negeri mengatakan Covid-19 di Korea Utara dapat memberikan konsekuensi yang mengerikan karena infrastruktur perawatan kesehatan masyarakat yang buruk dan kurangnya pasokan peralatan medis yang kronis di sana.
Diketahui, Kaesong adalah sebuah kota yang terletak tepat di utara perbatasan darat Korea Selatan yang dijaga ketat dan memiliki penduduk sekitar 200.000 orang.
Kota ini pernah menjadi kompleks industri Korea Utara dan Korea Selatan yang dikelola bersama, tetapi mandeg sejak 2016, di mana terjadi ketegangan nuklir di antara kedua negara.
Pada bulan lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong untuk memprotes kampanye oleh aktivis Korea Selatan yang telah mengirim selebaran anti-Pyongyang yang melintasi perbatasan.
Selama pertemuan darurat Politbiro pada Sabtu (25/7/2020), Kim juga menyatakan keadaan darurat di daerah Kaesong dan "mengklarifikasi tekad Komite Sentral Partai untuk beralih dari sistem anti-epidemi darurat negara ke sistem darurat maksimum dan mengeluarkan peringatan tertinggi," kata KCNA.
Baca Juga: Kim Jong Un Beri Hukuman Berat, 70 Persen Rakyat Korea Utara Ketahuan Nonton Drakor
Penjagaan Perbatasan Buruk
Pertemuan Politbiro juga membahas kinerja penjagaan yang buruk di daerah perbatasan tempat orang dengan Covid-19 yang dicurigai menyeberang dari Korea Selan ke Korea Utara.
KCNA mengatakan bahwa Kim dan para pemimpin lainnya diberi pengarahan tentang hasil penyelidikan intensif terhadap unit militer yang bertanggung jawab atas kasus penyeberangan perbatasan dan membahas pemberian "hukuman berat".
Lebih dari 33.000 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan selama 20 tahun terakhir untuk menghindari kemiskinan dan penindasan politik. Sebagian besar melalui perbatasan yang panjang dan bersinggungan dengan China.
Namun, jarang bagi seorang pelarian Korea Utara untuk kembali ke tanah air mereka dengan melintasi perbatasan antar-Korea yang bertabur ranjau.
Pemerintah Korea Selatan tidak memiliki komentar langsung tentang pengumuman yang dilakukan oleh Korea Utara tersebut.
"Menyalahkan seorang pembelot yang diduga kembali karena membawa Covid-19 ke negara itu, kemungkinan dimaksudkan untuk mengalihkan kesalahan atas penyebaran virus dari China dan Pyongyang dan ke Seoul," kata seorang profesor dari Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley.
"Ini juga bisa menjadi taktik untuk meningkatkan tekanan diplomatik pada (Korea Selatan) dan berusaha untuk lebih lanjut mencegah Korea Utara dari membelot ke Korea Selatan," sambungnya.
Baca Juga: Di Korut Warga Tidak Pakai Masker Dihukum Kerja Paksa Selama 3 Bulan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.