Usai melakukan pawai, massa menyatakan keprihatinan dan meminta penegakan keadailan bagi kematian Floyd.
Dilaporkan Reuters, lebih dari 100 orang berjalan dari gedung parlemen Selandia Baru ke Kedutaan Besar Amerika dan meneriakkan "Black Lives Matter".
Baca Juga: Los Angeles Kerahkan Militer Amankan Demo Atas Kematian George Floyd
Insiden Kematian George Floyd
Aksi demonstrasi ini terus berjalan setelah kematian George Floyd pada 25 Mei 2020.
Insiden tewasnya George Floyd, warga keturunan Afrika-Amerika itu bermula ketika polisi Kota Minneapolis bernama Derek Chauvin mengamankan George Floyd pada Senin (25/5/2020). Floyd saat itu diduga melakukan transaksi penggunaan uang palsu senilai 20 dollar Amerika Serikat.
Penangkapan Floyd itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Dalam video itu, tangan Floyd diborgol. Kemudian ia dijatuhkan ke aspal.
Seorang polisi yang menangkapnya lalu menekan leher Floyd dengan lututnya, sembari memasukkan tangannya ke saku.
Baca Juga: Detik-Detik Penangkapan George Floyd Hingga Meninggal yang Bikin Publik AS Marah
Mendapat perlakuan demikian, Floyd merintih kesakitan. Dia mengaku kesulitan bernapas. Sebelum hilang kesadaran, Floyd sempat memanggil ibunya dua kali. Setelah itu, George Floyd terdiam.
Ketika Chauvin memintanya bangun agar segera masuk ke dalam mobil polisi, Floyd tidak bergerak sama sekali. Floyd kemudian dibawa ke rumah sakit dan pihak rumah sakit menyatakan Floyd meninggal dunia.
Empat oknum polisi yang bertanggung jawab atas kematian Floyd kemudian dipecat pada Selasa (26/5/2020). Namun, mereka masih bebas berkeliaran. Pihak keluarga George Floyd menuntut agar para tersangka dihukum.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.