CHINA, KOMPAS TV - Belum rampung wabah virus corona atau dikenal Covid-19, dunia kembali dikejutkan oleh China lantaran muncul virus lain bernama hantavirus yang mengakibatkan seorang pekerja tewas.
Di media sosial Twitter, tagar #Hantavirus kemudian muncul dan menjadi viral. Sampai-sampai tagar #Hantavirus dicuitkan hingga 484.000.
Ramainya cuitan tersebut berawal dari pemberitaan seorang pria di China dilaporkan meninggal setelah tertular virus tersebut.
Pria yang berasal dari Provinsi Yunnan, China barat daya, meninggal pada Senin (23/3/2020) ketika melakukan perjalanan pulang ke Provinsi Shandong di timur.
Berdasarkan laporan petugas medis, ditemukan bahwa kematian pasien itu tidak berkaitan dengan virus corona. Namun, disebabkan virus bernama hantavirus. Hal itu berdasarkan tes nucleus acid.
Baca Juga: Belum Rampung Wabah Virus Corona, Pekerja di China Tiba-tiba Tewas Akibat Hantavirus
Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, laporan penelitian berjudul "Infeksi Hantavirus: Penyakit Zoonosis yang Perlu Diantisipasi Keberadaannya di Indonesia", menyebut infeksi hantavirus merupakan salah satu zoonosis yang ditularkan oleh hewan rodensia (hewan pengerat) ke manusia.
Infeksi ini kali pertama muncul pada tahun 1950-an. Ketika itu lebih dari 3.000 tentara Amerika Serikat yang berada di Korea terjangkit virus tersebut. Kemudian menyebar ke Amerika yang mengakibatkan banyak kematian akibat gagal jantung.
Sejak saat itu, infeksi hantavirus menarik perhatian dunia. Hantavirus pertama kali diisolasi pada tahun 1976, yang kemudian dapat diidentifikasi beberapa strain/galur/serotype hantavirus lainnya.
"Sebanyak 22 hantavirus bersifat patogen bagi manusia, serta terdiri dari dua tipe penyakit, yaitu tipe Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) dan tipe Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)," tulis laporan yang disusun oleh Indrawati Sendow, NLPI Dharmayanti, M Saepullah, dan RMA Adjid.
Gejala
Infeksi hantavirus disebabkan oleh virus Hanta genus Hantavirus, famili Bunyaviridae. Virus ini memiliki single stranded RNA, yang mempunyai tiga segmen berbentuk sferikal dengan diameter 80-120 nm dan panjang mencapai 170 nm.
Hantavirus beramplop sehingga tidak tahan terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, pelarut organik, dan hipoklorit, dapat juga diinaktivasi dengan pemanasan dan sinar ultraviolet.
Infeksi hanta menyebabkan Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS) dan Haemorrhagic Pulmonary Syndrome (HPS) pada manusia.
Baca Juga: Gejala Baru Virus Corona: Mendadak Tak Bisa Cium Bau dan Rasa
Akibatnya, penderita akan mengalami gangguan kesehatan dapat berupa kelainan ginjal dan paru-paru. Infeksi ini mengakibatkan gangguan bagi kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang. Masa inkubasi penyakit hanta berkisar antara 2 sampai 8 minggu.
Akibat kelainan itu, orang yang terpapar virus itu akan mengalami demam, bintik perdarahan pada muka, sakit kepala, kemudian hipotensi, oliguria (sedikit buang air kecil), lalu diuretik (sering buang air kecil). Angka kematian dapat mencapai 12 persen.
Proses Penularan
Penularan hantavirus ke manusia dapat terjadi baik melalui kontak dengan hewan reservoir rodensia yang terinfeksi maupun kontak dengan ekskresinya seperti saliva, urine, atau feses.
Penularan pada manusia juga dapat terjadi melalui aerosol dari debu atau benda-benda yang telah terkontaminasi oleh urine dan feses rodensia yang mengandung hantavirus.
Penularan dari manusia ke manusia juga belum pernah dilaporkan. Periode viremia hantavirus pada manusia sangat singkat sehingga sulit untuk dideteksi keberadaannya dalam darah.
Baca Juga: Muncul Hantavirus di China, Apa Itu Hantavirus?
Penyebaran infeksi hantavirus dengan gejala klinis pada manusia ini banyak ditemukan di China dan Korea.
China merupakan negara terendemis untuk penyakit hanta, hal ini terlihat dari laporan yang menyatakan bahwa 70-90 persen kasus infeksi hanta di dunia terjadi di China, sedangkan urutan kedua terdapat di Korea hingga tahun 1996.
Vaksin
Pemberian vaksinasi telah dimulai tahun 1991 di Korea, yang berdampak sangat signifikan dengan penurunan kasus yang sangat drastis pada tahun 1998.
Vaksin
Vaksinasi dinilai masih efektif untuk pencegahan infeksi hantavirus sehingga telah dikembangkan vaksin multivalent rekombinan yang terdiri dari beberapa strain/serotype hantavirus yang dapat mencegah infeksi hantavirus.
Vaksin hanta yang berasal dari jaringan ginjal garbil dan hamster telah banyak diproduksi.
Di China dan Korea, pemberian vaksinasi hantavirus dapat menurunkan kasus infeksi pada manusia secara drastis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.