VATIKAN, KOMPAS.TV — Paus Benediktus XVI mengejutkan dunia ketika ia mengumumkan pengunduran dirinya pada 2013 silam.
Pengunduran diri seorang paus pada tahun tersebut, merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam 600 tahun terakhir.
Kejadian ini membuat banyak orang bertanya-tanya saat itu, apakah Paus Fransiskus akan mengikuti jejak Paus Benediktus kala penyakit berat mulai menggerogoti tubuhnya?
Seperti dikutip dari The Associated Press, selama hidupnya Paus Fransiskus tetap membuka kemungkinan untuk mengundurkan diri, dan bahkan ia diketahui telah menyiapkan surat pengunduran diri.
Namun baru-baru ini, ia mengatakan bahwa ia percaya kepausan adalah tugas yang diemban seumur hidup. Dan pada akhirnya, ia menjalankan keyakinan itu hingga akhir hayatnya, hingga wafat pada Senin lalu (21/4) lalu dalam usia 88 tahun.
Sementara itu, Paus Benediktus berpendapat seorang paus harus mengundurkan diri jika ia sudah terlalu tua atau lemah untuk menjalankan tugas. Meskipun demikian, pengumuman pengunduran dirinya tetap mengejutkan dunia.
Ketika itu, ia mengumumkan dalam bahasa Latin bahwa kekuatan pikiran dan tubuhnya telah berkurang dan ia tidak dapat melanjutkan kepausan.
Baca Juga: Kardinal Suharyo Ikut Konklaf Pemilihan Paus Baru di Vatikan? Ini Jawabannya
Pengunduran diri yang dramatis itu membuka jalan bagi pemilihan Paus Fransiskus dan menciptakan pengaturan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu adanya dua paus yang hidup berdampingan.
Setelah pengunduran dirinya, Paus Benediktus tinggal di sebuah biara di taman Vatikan hingga kematian menjemputnya pada tanggal 31 Desember 2022.
Dalam memoarnya tahun 2024, "Life: My Story Through History," Paus Fransiskus menceritakan bagaimana ia mengira salah memahami, ketika pertama kali mengetahui kabar pengunduran diri Paus Benediktus. Ketika itu, Paus Fransiskus masih menjadi uskup agung Buenos Aires.
"Untuk sesaat saya lumpuh. Saya hampir tidak percaya dengan apa yang saya dengar," tulis Fransiskus.
“Ini adalah berita yang tidak pernah saya duga akan saya terima seumur hidup saya: pengunduran diri seorang paus yang tidak terbayangkan, meskipun hal itu diatur dalam hukum kanon," ujarnya.
Namun ia mengatakan bahwa ia menyadari, Paus Benediktus telah bermeditasi dan berdoa untuk waktu yang lama, sebelum mengambil keputusan yang berani dan bersejarah itu.
Selama satu dekade mereka hidup bersama di Vatikan sebagai seorang paus yang berkuasa dan "paus emeritus." Paus Fransiskus berulang kali memuji keberanian dan kerendahan hati Paus Benediktus untuk mengundurkan diri dan mengatakan bahwa ia telah "membuka pintu" bagi paus-paus di masa mendatang yang juga berpikiran akan mengundurkan diri.
Baca Juga: Paus Fransiskus Wafat, Terobosan, Kesederhanaan, hingga Konklaf | Satu Meja
Namun, setelah Paus Benediktus meninggal, Paus Fransiskus mengubah haluannya. Sambil mengonfirmasi bahwa ia telah menyiapkan surat pengunduran diri jika ia mengalami ketidakmampuan medis, namun ia juga menunjukkan adanya risiko pengunduran diri seorang paus. Ia khawatir pengunduran diri paus dapat menjadi "mode" atau norma.
“Paus Benediktus berani melakukannya karena ia tidak ingin melanjutkan tugasnya karena kesehatannya. Untuk saat ini, saya tidak punya agenda itu,” katanya. Pernyataan tertutup ini disampaikan Paus Fransiskus kepada komunitas Jesuit di Republik Demokratik Kongo pada Februari 2023, yang dilaporkan oleh jurnal Jesuit La Civilta Cattolica.
"Saya percaya bahwa pelayanan Paus bersifat ad vitam (seumur hidup). Saya tidak melihat alasan mengapa hal itu (pengunduran diri) tidak boleh terjadi. (Namun) pelayanan para patriark agung selalu untuk seumur hidup, dan tradisi sejarah itu penting,” ujarnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.