BEIJING, KOMPAS.TV - China menanggapi santai risiko kerusakan ekspor akibat tarif yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap barang-barangnya.
Bahkan juru bicara Administrasi Bea Cukai China, Lyu Daliang, mengatakan "langit tak akan runtuh" karena tarif Trump.
Hal itu diungkapkannya ketika pasar saham meningkat pada Senin (14/4/2025) setelah mundurnya pembatasan elektronik.
Dikutip dari The Guardian, Lyu mengungkapkan China telah mendiversifikasi perdagangannya dari AS dalam beberapa tahun terakhir.
“Langit tak akan runtuh. Upaya-upaya tersebut tidak hanya mendukung pengembangan mitra-mitra kami, tetapi juga meningkatkan ketahanan kami sendiri,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Kunjungi Vietnam, Sebut Tidak Ada Pemenang dalam Perang Tarif
Laporan bea cukai China itu juga menyoroti pasar domestik China yang luas.
Juga menegaskan negara itu akan mengubah kepastian domestik menjadi penyangga terhadap volatilitas global.
China pun semakin berupaya untuk merangsang konsumsi sektor swasta.
China telah membalas dengan tegas tarif Trump dengan pungutan sebesar 125 persen atas barang impor dari AS yang masuk ke wilayahnya.
Itu merupakan pembalasan dari total pajak perbatasan AS sebesar 145 persen atas barang-barang China yang masuk ke negara tersebut.
Perang dagang itu telah memicu kekacauan di pasar keuangan sejak Trump mengungkapkan penetapan tarif bagi setiap negara di dunia pada 2 April lalu.
Trump kemudian menangguhkan pemberlakuan pungutan tertinggi kepada sebagian besar mitra dagangnya selama setidaknya 90 hari.
Namun, ia malah menggandakan perang dagangnya dengan China.
Pada akhir pekan lalu, Gedung Putih menawarkan keringanan lebih lanjut dengan pengecualian dari pengenaan tarif tertinggi untuk barang elektronik termasuk ponsel pintar, laptop dan semikonduktor.
Namun kemudian, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan perangkat-perangkat itu akan dimasukkan dalam tarif semikonduktor yang akan diberlakukan mungkin dalam satu atau dua bulan.
Trump mengatakan pada Minggu (13/4/2025) di media sosial Truth Social, "tidak ada yang bisa lolos", dengan menekankan ponsel pintar masih dikenakan pungutan sebesar 20 persen.
Ia juga mengisyaratkan tarif tersebut masih dapat naik lebih tinggi.
Baca Juga: Pembicaraan Kesepakatan Nuklir AS-Iran Disebut Positif, Bakal Ada Kelanjutan
Namun pasar saham tampaknya tak yakin dengan upaya Trump untuk meremehkan perubahan sikap tersebut terkait tarif untuk ponsel pintar dan barang-barang elektronik China.
Terlihat indeks bursa saham Nikkei Jepang naik 1,2 persen, sementara Hang Sheng Hong Kong naik 2,2 persen, sedangkan Bursa Shanghai dan Shenzhen naik masing-masing 0,8 persen dan 1,2 persen.
Indeks pasar saham Eropa juga melonjak dalam perdagangan pembukaan dengan FTSE 100 London naik 1,6 persen, Dax Jerman naik 2,2 persen, dan Cac 40 Prancis naik 2 persen.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.