Kompas TV internasional kompas dunia

China Naikkan Tarif Jadi 84 Persen untuk Impor dari AS, Perang Dagang Makin Panas

Kompas.tv - 9 April 2025, 19:50 WIB
china-naikkan-tarif-jadi-84-persen-untuk-impor-dari-as-perang-dagang-makin-panas
China meningkatkan tensi perang dagang dengan Amerika Serikat dengan menaikkan tarif tambahan terhadap seluruh produk asal Negeri Paman Sam menjadi 84 persen. Langkah ini diumumkan pada Rabu (9/4/2025) sebagai balasan terhadap kebijakan tarif yang makin agresif dari pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump. (Sumber: KompasTV/Rizky L. Pratama)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Deni Muliya

BEIJING, KOMPAS.TV — China meningkatkan tensi perang dagang dengan Amerika Serikat. 

Ia menaikkan tarif tambahan terhadap seluruh produk asal Negeri Paman Sam menjadi 84 persen.

Langkah ini diumumkan pada Rabu (9/4/2025) sebagai balasan terhadap kebijakan tarif yang makin agresif dari pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.

Kenaikan tarif tersebut diumumkan oleh Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China.

Dalam pernyataan yang dilaporkan Global Times, lembaga tersebut menyebut langkah AS sebagai sebuah kesalahan yang serius.

”Peningkatan tarif AS terhadap China adalah kesalahan di atas kesalahan; itu secara serius melanggar hak dan kepentingan sah China dan sangat merusak sistem perdagangan multilateral yang berbasis pada aturan,” tulis pernyataan resmi lembaga itu dikutip dari Anadolu.

Baca Juga: China Siap Lawan Tarif Impor AS hingga Titik Akhir, Sebut Perdagangan Sudah Seimbang

Selain menaikkan tarif, pemerintah China juga menambahkan enam perusahaan asal AS ke dalam daftar entitas tidak dapat dipercaya (unreliable entity list). 

Secara terpisah, sebanyak 12 perusahaan Amerika lainnya dimasukkan ke dalam daftar kontrol ekspor.

Kebijakan ini memperluas pembatasan perdagangan terhadap entitas asing yang dianggap membahayakan keamanan nasional dan kepentingan strategis China.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk tekanan balik terhadap kebijakan perdagangan AS yang semakin ketat. 

Dalam beberapa waktu terakhir, Trump gencar menerapkan tarif terhadap sejumlah negara mitra dagang, termasuk sekutu tradisional AS, dan menjadikan China sebagai target utama.

Sebelumnya, Amerika Serikat secara resmi menaikkan tarif terhadap barang-barang impor dari China menjadi 104 persen mulai Rabu.

Kebijakan ini merupakan lanjutan dari rangkaian tindakan proteksionis yang dijuluki Trump sebagai “Liberation Day Tariffs”.

Baca Juga: China Bantah Keterlibatan Warganya dalam Perang Rusia-Ukraina

Menanggapi hal tersebut, pihak China menyatakan tidak akan mundur. 

“Jika AS bersikeras terus meningkatkan pembatasan ekonomi dan perdagangan, China memiliki tekad kuat dan cukup sumber daya untuk mengambil tindakan balasan yang diperlukan dan berjuang hingga akhir,” tulis Kementerian Perdagangan China dalam white paper yang diterbitkan hari yang sama.

Dalam dokumen kebijakan tersebut, China juga menuduh AS melanggar komitmen yang dibuat dalam perjanjian dagang fase pertama yang dicapai pada masa jabatan pertama Trump. 

Salah satu contohnya adalah upaya memaksa penjualan TikTok oleh ByteDance kepada pemilik asal AS, yang dinilai melanggar prinsip non-intervensi dan larangan transfer teknologi paksa.

China menegaskan, hubungan perdagangan kedua negara sebenarnya telah seimbang, jika memperhitungkan perdagangan jasa dan pendapatan dari perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di China. 

Bahkan, pada 2023, China mengalami defisit perdagangan jasa sebesar 26,57 miliar dollar AS, mencakup sektor asuransi, perbankan, hingga layanan profesional.

Pemerintah China memperingatkan kebijakan tarif sepihak dari Washington tidak akan membawa solusi, justru memperbesar risiko krisis.

Hingga kini, belum ada sinyal kedua belah pihak akan kembali ke meja perundingan. 

Beijing bersikukuh dialog hanya bisa dilakukan berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menghormati.

Sementara Trump tetap mempertahankan sikap kerasnya terhadap kebijakan tarif lintas negara. 

Baca Juga: Kata Menkeu Sri Mulyani dan Presiden Prabowo Soal Tarif Dagang Trump: Tutup Defisit?

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Anadolu/Associated Press/Global Times

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x