Kompas TV internasional kompas dunia

Tentara Korea Utara Diyakini Kian Kuat usai Bantu Rusia, Sinyal Bahaya bagi Keamanan Asia Timur

Kompas.tv - 17 Februari 2025, 21:58 WIB
tentara-korea-utara-diyakini-kian-kuat-usai-bantu-rusia-sinyal-bahaya-bagi-keamanan-asia-timur
Kim Jong-un saat bertemu dengan tentara Korea Utara saat latihan militer, Rabu (6/4/2024). (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

KIEV, KOMPAS.TV - Tentara Korea Utara diyakini semakin kuat usai membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.

Kepala Intelijen Militer Ukraina (HUR) Kyrylo Budanov mengungkapkan tentara Korea Utara yang dikerahkan ke Rusia mampu beradaptasi dengan cepat.

Mereka akhirnya merasakan pengalaman perang modern dengan dukungan militer Rusia.

Baca Juga: Media Asing Soroti Ribuan WNI Terancam Dideportasi dari AS karena Kebijakan Trump, Ungkap 2 Ditahan

Menurut Budanov, hal itu menjadi sinyal berbahaya dari perkembangan mengkhawatirkan yang bisa mengubah dinamika keamanan Asia Timur.

“Meski mengalami kekalahan besar, tentara Korea Utara tetap aktif dalam operasi gabungan dengan tentara Rusia,” kata Budanov dikutip dari The Chosun Ilbo, Senin (17/2/2025).

“Perang ini telah memobilisasi seluruh kemampuan militer negara-negara yang terlibat. Hanya tiga negara, Ukraina, Rusia, dan Korea Utara, yang memperoleh pengalaman langsung dalam perang skala penuh abad ke-21. Militer Korea Utara di masa depan akan berbeda dari masa lalu,” ujarnya.

Budanov mengungkapkan, diperkirakan 4.000 tentara Korea Utara telah terbunuh dan terluka.

“Meski kehilangan yang mereka rasakan, operasi mereka berlanjut tanpa adanya gangguan besar,” tuturnya.

Budanov pun mengatakan kolaborasi Korea Utara dan Rusia telah mencapai titik terendah, dan menjadi ancaman besar bagi komunitas internasional.

Kerja sama itu mencapai beberapa sektor, termasuk teknologi, ilmu pengetahuan dan industri.

Budanov pun memperingatkan bahwa peningkatan teknologi ini akan menjadi implikasi keamanan serius bagi Korea Selatan dan Jepang, di mana keduanya berada dalam jangkauan rudal Rusia.

“Korea Utara menggunakan perang ini untuk mencapai pengalaman bertempur dan modernisasi teknologi militer,” ucapnya.

“Ini akan menjadi konsekuensi panjang bagi lanskap keamanan di kawasan Asia-Pasifik,” ujarnya.

Ia juga mengatakan saat ini belum ada bukti konkret tambahan pasukan khusus atau infanteri Korea Utara.

“Bagaimanapun, jelas ada peningkatan dalam unit operasi artileri dan rudal, bersama dengan dukungan personel,” ucap Budanov.

Baca Juga: Kim Jong-Un Belum Percaya Trump, Korea Utara Pilih Perkuat Pertahanan untuk Lawan Provokasi AS

Sementara itu, seorang pejabat intelijen militer Ukraina yang namanya tak disebut mengatakan dinamika peperangan di Ukraina berubah setiap enam bulan.

“Ketika kami memperkenalkan teknologi baru, seperti drone dan alat perang elektronik, tentara Rusia telah mengembangkan rencana tindakan balasan, dan kami, pada gilirannya menciptakan taktik baru untuk mengatasinya,” ujarnya.

“Tentara Korea Utara mengamati dan beradaptasi dengan perubahan ini secara langsung,” kata pejabat tersebut.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Chosun Ilbo

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x